Gadis Asal Kabupaten Sambas Ini Dipaksa Tidur Seranjang dengan Anjing Milik Majikan di Malaysia
Tidak hanya itu, selama delapan bulann memperoleh perlakuan kasar majikan yakni memukulinya menggunakan kayu.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nasaruddin
TRIBUNNEWS.COM, KUCHING - Masuk dalam "jebakan Batman" membuat May berangkat menuju Kuching, Malaysia.
Dirinya tidak pernah terfikir apalagi berniat bekerja di negeri jiran.
Menurutnya, bekerja di dalam negeri juga menjanjikan meski harus lebih banyak bersabar.
"Tapi ini sudah jalan hidup. Saya harus menjalaninya dan sekarang yang saya inginkan adalah pulang ke rumah," ungkapnya ditemui Tribun di shelter KJRI Kuching, pekan lalu.
Petualangannya menjadi TKI dimulai saat agen di daerahnya menawarkan pekerjaan menjaga toko di Kuching, melalui ibunya.
Selain mengiming-imingi upah RM 700 setiap bulannya, pihak agen juga memberi pinjaman uang kepada ibunya.
"Untuk merayu ibu saya dia ngasih Rp 500 ribu. Pernah juga Rp 1 juta. Itu beberapa kali," ungkap gadis asal Kabupaten Sambas ini.
May akhirnya berangkat.
Terbayang ekonomi keluarga yang membaik ketika pulang meski dirinya tak membayangkan pekerjaan apa yang akan dilakoni.
Tiba di Malaysia, alih-alih menjaga toko, ia justru dibawa ke rumah orang untuk bekerja sebagai pembantu.
"Sangat tidak sesuai dengan apa yang disampaikan agen ke ibu saya. Mau komplain, sudah terlanjur sampai. Dia juga sudah mengasi uang ke ibu saya," katanya.
Hari-hari dijalani May dengan membersihkan dan merapikan rumah majikannya.
Majikan yang pergi siang, pulang dini hari lalu pergi lagi.
"Tidak tahulah kerjanya apa. Tapi dia tiap hari pergi. Subuh datang, lalu pergi lagi. Saya lebih banyak sendirian di rumah," ujarnya.
Selain membersihkan rumah, May juga mendapat pekerjaan tambahan.
Bukan mengasuh anak, melainkan menjaga anjing peliharaan majikan.
Lebih dari merawat, May juga diharuskan tidur satu ranjang dengan anjing majikannya dalam satu kamar.
Itu masih ditambah perlakuan kasar majikan yang acapkali memukulnya menggunakan kayu.
Pengalaman ini dirasakan May selama 8 bulan.