Khamenei: Salah Besar Percaya Inggris yang Jahat dan Setan Besar Amerika
AS terus bermusuhan dengan Iran sejak revolusi (Islam 1979)
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC – Dari hasil survei tahunan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tentang terorisme di seluruh dunia menunjukkan, Iran adalah negara sponsor utama terorisme.
Republik Islam itu tetap merupakan negara sponsor utama terorisme pada tahun 2015 dengan menyediakan berbagai dukungan, seperti dirilis The Independent dan CNN, Jumat (3/6/2016).
Bentuk dukungan itu “termasuk keuangan, pelatihan, dan peralatan, untuk kelompok di seluruh dunia,” kata laporan tersebut.
Laporan AS itu juga menyorot dukungan Iran terhadap kelompok Hezbollah di Lebanon, kelompok Hamas di Palestina, dan rezim pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sekalipun Iran telah mencapai kesepakatan dengan enam negara kuat terkait pengurangan aktivitas nuklirnya secara parsial pada pertengahan 2015, Iran tak surut mendukung terorisme.
Menurut survei Departemen Luar Negeri AS, terus menggunakan Pasukan Quds-nya Korps Pengawal Revolusi Islam untuk menerapkan tujuan kebijakan luar negerinya.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidatonya di televisi nasional, Jumat (3/6/2016), mengatakan, Teheran takkan mau bekerja sama dengan musuh-musuhnya – AS dan Inggris 'penjahat' – dalam menghadapi masalah-masalah regional.
Setan besar
Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi negara, Khamenei menuduh Washington tidak berkomitmen dengan kesepakatan nuklir yang telah dicapai antara Iran dan enam negara besar.
“AS terus bermusuhan dengan Iran sejak revolusi (Islam 1979). Salah besar mempercayai Inggris yang jahat dan Setan Besar (AS),” kata Khamenei setelah AS mengeluarkan laporannya.
“Kami tidak akan bekerja sama dengan AS terkait krisis regional,” kata Khamenei sambil menambahkan, “Tujuan mereka di wilayah ini 180 derajat bertentangan dengan Iran.”
Laporan tentang keterlibatan Teheran dalam jaringan teror global juga terjadi di Suriah dan Sudan.
Selain itu, AS juga menyebut kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sebagai “ancaman terbesar di tingkat global”.
Meskipun gerombolan penjahat ISIS telah mulai kehilangan wilayah di Irak dan Suriah, kelompok ini telah melebarkan serangan ke Perancis, Belgia, Turki, dan Lebanon.
Namun, laporan AS itu juga mencatat, bahwa terjadi penurunan 13 persen dalam jumlah serangan teroris di seluruh dunia, penurunan pertama sejak 2012.
Menurut datat statistik Universitas Maryland, pada tahun 2015 terjadi 11.774 serangan teror yang mengakibatkan 28.328 orang tewas di seluruh dunia.
Jumlah itu menurun dibandingkan dengan tahun 2014, yakni 13.463 serangan teror dengan 32.727 orang tewas.(Pascal S Bin Saju)