Pengasuh Anak di Jepang Didakwa Bunuh Balita dan Suntik Bayi dengan Obat Tidur
Di hari terakhir Yuji tak bisa dikontak baik email tak dibalas dan telepon juga tak diangkat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pengasuh bayi dan anak kecil di Yokohama, Yuji Mote (28) dalam sidang pembunuhan pertamanya, Jumat (10/6/2016) mengaku tidak bersalah atas perbuatannya.
"Kejadian Maret tahun lalu, terdakwa membunuh anak berusia dua tahun dan sekaligus menyuntik tidur bayi berusia 9 bulan," kata sumber Tribunnews.com, Jumat (10/6/2016).
Kejadian di Kota Fujimi Perfektur Saitama pada tanggal 14 Maret 2014 seorang ibu (single mother) berusia 20 tahunan menitipkan dua anaknya untuk 2 malam 3 hari kepada seorang pengasuh anak (Yuji Mote) yang diketahuinya dari internet.
Yuji sendiri berasal dari Fujimi City, Perfektur Saitama dan sang ibu dari Yokohama.
Hari-hari pertama masih baik, bahkan dengan jawaban email dengan kata-kata indah.
"Anak ibu bahagia sekali sedang makan, naik kereta-keretaan bermain ceria," tulis Yuji dan diterima dengan senang pula laporan email itu oleh sang ibu.
Namun di hari terakhir Yuji tak bisa dikontak baik email tak dibalas dan telepon juga tak diangkat. Prihatin dengan hal tersebut sang ibu melapor ke polisi yang segera mencari tahu Yuji.
Iklan penitipan anak dibuat dan diposting oleh Yuji dengan data palsu semua kecuali nomor telepon dan email, sehingga saat polisi mencari ke alamat yang bersangkutan tidak ditemukan.
Lokasi tempat penitipan anak pun tidak diketahui, disembunyikan.
Saat sang ibu menitipkan anak, Yuji mengambilnya (menjemputnya) dari tangan sang ibu sehingga pada awalnya senang dengan pelayanan yang dianggapnya sangat baik tersebut.
Setelah ditemukan pihak kepolisian 17 Maret 2014, anak usia 2 tahun telah meninggal dan bayi 9 bulan masih tertidur karena disuntik pakai obat tidur.
Yuji terdakwa tidak mengakui melakukan pembunuhan terhadap anak 2 tahun tersebut.
"Saya mau memandikan, isi air di bak, tahu-tahu anak itu masuk ke dalam bak mandi, tenggelam dan meninggal," ceritanya kepada polisi.
Dari autopsi yang dilakukan pihak kepolisian anak usia 2 tahun tersebut meninggal karena ditutup mulutnya dan hidungnya sehingga tak bisa bernafas lagi.
Dari lokasi rumah Yuji ditemukan polisi banyak foto cabul di sana. Ternyata Yuji telah menerima penitipan sekitar 20 anak dan dalam keadaan telanjang di foto semua anak-anak tersebut.
Polisi menduga untuk dijual foto atau gambar-gambar tersebut ke dunia hitam terutama bagi penggemar gambar foto anak-anak telanjang di Jepang.
Akibat kasus ini Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja Jepang mulai April 2016 mengharuskan semua usaha penitipan anak harus daftar di kantor wali kota setempat, mengisi formulir dengan benar. Apabila ada kebohongan didenda 500.000 yen.
Demikian pula pengasuh harus punya sertifikat pengasuh anak, dan sekali dalam lima tahun harus mengikuti pelatihan pengasuh anak untuk pembaharuan informasi dan pengetahuan pengasuhan anak lainnya.