Pengamat Asing Sebut Kematian Santoso Dapat Timbulkan Bahaya Lebih Besar
Pengamat asing menyebutkan bahwa kematian Santoso dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat asing menyebutkan bahwa kematian Santoso dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar.
Direktur Institute of Policy Analysis and Conflict, Dr Sidney Jones, mengatakan kematian Santoso memang dianggap penting.
"Sebab itu berarti teroris paling berbahaya di Indonesia dan jantung dari aksi teror di Indonesia itu telah lenyap," kata Jones, Senin (18/7/2016).
Namun, menurut ahli teroris itu, kematian Santoso tetap tidak akan menghilangkan ancaman atau serangan teror di Indonesia.
"Malah bisa jadi meningkat dalam jangka waktu pendek saja," imbuh Jones.
Menurutnya, bisa saja pengikut-pengikut Santoso nantinya akan melakukan serangan balas dendam atas kematian Santoso yang menimbulkan bahaya besar.
Jones menambahkan, serangan kemungkinan bisa terjadi di Jawa, Bali, atau Makassar.
Saat Santoso dikepung saja, ancaman serangan di Indonesia tetap berjalan, bahkan tak terjadi di Poso, tempatnya bersarang, melainkan di Jawa.
"Kemampuan teroris Indonesia memang terbilang rendah, namun kematian Santoso dapat memicu upaya lebih untuk melakukan pembunuhan massal," jelasnya.
Meski demikian, jika benar Santoso telah tewas dalam baku tembak di Poso pada Senin (18/7/2016), hal itu akan menjadi sebuah pencapaian.
Ahli anti-terorisme dari Deakin University Australia, Profesor Greg Barton, mengatakan kematian Santoso akan menjadi pencapaian signifikan bagi otoritas Indonesia.
Hal itu mengingat ribuan pasukan dan tentara telah dikerahkan untuk memburu pria yang disebut sebagai buron utama Indonesia selama lima tahun itu.
Santoso memang tak sebegitu populer di ranah internasional seperti Abu Bakar Baasyir, pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia.
Meski demikian, ia tetap dianggap sebagai figur penting yang memiliki hubungan dengan ISIS dan pimpinan-pimpinan kelompok jihad di Indonesia.
Atas dukungannya terhadap ISIS itu, Santoso bahkan disertakan dalam daftar teroris global yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS.
Santoso dan pengikutnya telah menyampaikan sumpah setia pada ISIS dan pemimpinnya, Abu Bakr Al-Baghdadi, pada Juli 2014 lalu.
Pria itu bahkan menyebut dirinya sebagai komandan pasukan ISIS di Indonesia. (Daily Mail/News.com.au)