Rusia Dukung Penuh Pembangunan Dua Reaktor Nuklir Iran
Pemerintah Iran akan membangun dua pembangkit listrik tenaga nuklir yang baru atas dukungan Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN -- Pemerintah Iran akan membangun dua pembangkit listrik tenaga nuklir yang baru atas dukungan Rusia.
Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, mengungkapkan hal itu pada Rabu (31/8/2016) malam seperti dilaporkan Agence France-Presse.
“Operasi untuk membangun dua PLTN baru di Bushehr akan dimulai pada 10 September,” kata Ali Akbar Salehi, menurut kantor berita negara IRNA.
Menurut Salehi, pembangunan dua PLTN itu bakan memakan waktu sekitar 10 tahun. Itu berarti, pembangunan baru akan rampung pada sekitar akhir 2026.
"Dengan membangun dua PLTN itu kami akan menghemat 22 juta barel minyak per tahun,” kata Salehi, yang juga wakil presiden.
Salehi menambahkan bahwa proyek ini akan menelan biaya sekitar 10 juta dollar AS atau setara Rp 132 miliar.
Salehi mengatakan ada "kontrak kerja sama" dengan Rusia untuk membangun fasilitas tersebut. Namun, dia tidak memberikan rincian tentang kemitraan tersebut.
Pada Juli 2015, Iran telah bersepakat dengan enam negara besar bahwa Teheran harus secara drastis mengurangi jumlah mesin pemisah partikel nuklir dan mematikan reaktor air berat di salah satu fasilitas nuklirnya.
Iran selalu berkeras bahwa program nuklir mereka adalah untuk tujuan damai.
Kesepakatan pada Juli 2015 dilihat sebagai tonggak diplomasi luar negeri - Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut kesepakatan itu "bersejarah".
Namun tetap muncul pertentangan, beberapa anggota Partai Republik AS mengatakan, pemerintah belum melakukan cukup banyak dalam memastikan Iran tak mengembangkan bom.