Presiden Filipina Geram, Ingin Makan Hidup-hidup Teroris Abu Sayyaf
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte membuat pernyataan publik yang bombastis.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali membuat pernyataan bombastis.
Sebelumnya dia menyebut pemimpin dunia seperti Presiden Obama sebagai "anak pelacur" dan mengancam untuk "membunuh" penjahat dan pecandu narkoba.
Minggu ini, Presiden Filipina menambahkan daftar sindirannya yang bersifat kanibalisme.
Senin malam kepada masyarakat Filipina di Laos, di sela menghadiri KTT ASEAN, Duterte mengancam akan "memakan" anggota kelompok ISIS militan Abu Sayyaf yang beroperasi di Selatan negaranya.
Demikian dikutip dari Philippine Daily Inquirer.
"Jika saya harus menghadapi mereka, kau tahu aku bisa makan manusia," katanya geram terhadap Militan Abu Sayyaf.
"Aku akan benar-benar mengoyak tubuh Anda. Cukup berikan saya cuka dan garam, dan aku akan makan Anda."
Awalnya, Duterte mendukung pendekatan damai terhadap pemberontak. Kontras dengan strategi bumi hangus perang terhadap narkoba di mana telah lebih dari 2.000 orang tewas sejauh ini.
Namun, minggu lalu ketika jaringan ISIS Abu Sayyaf melakukan serangan bom di kota Davao — kota kelahirannya.
Duterte mendorongnya untuk menyatakan keadaan darurat dan menetapkan perang terhadap teroris.
"Waktunya akan datang ketika aku akan makan Anda di depan orang-orang,"ia mengancam para militan selama pidato.
"Saya akan menelan Anda," ancamannya.
2 Abu Sayyaf Tewas
Tak lama berselang, dua anggota kelompok Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak dengan tentara di Sulu, Filipina Selatan.
Baku tembak itu terjadi di pegunungan Patikul sekitar pukul 14:00 pada Selasa (6/9/2016) waktu setempat.
Dengan tewasnya dua militan tersebut, berarti tercatat sudah 32 militan Abu Sayyaf tewas selama Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan operasi intensif melawan kelompok teroris.
Baku tembak pada Selasa itu, adalah konfrontasi bersenjata pertama dengan Abu Sayyaf setelah 15 tentara tewas di Sulu minggu lalu.
"Laporan yang dikumpulkan dari warga sipil di sekitar lokasi mengonfirmasi dua anggota Abu Sayyaf tewas ketika dibawa oleh teman-teman mereka untuk penguburan," demikian keterangan tertulis Komando Mindanao Barat.
Sementara beberapa lainnya terluka ketika mereka bergerak diserang oleh pasukan pemerintah yang tidak ada jatuh korban.
Abu Sayyaf dilaporkan dipimpin oleh Jamiri Jaong Jauhari dan Basaron Arok, dua pimpinan ini yang paling terkenal dari kelompok militan yang sudah bergabung dengan ISIS. [Philippine Daily Inquirer].