Turki Kembali Pecat 28.000 Guru karena Dituding Terlibat Kudeta Militer
Akibatnya, sekitar 200.000 mahasiswa kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan akademiknya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Otoritas Turki telah memecat hampir 28.000 guru dan diskors sekitar 9.500 guru lainnya atas dugaan sebagai bagian dari tindakan "terorisme" kudeta militer yang gagal pada bulan Juli lalu.
Berbicara setelah rapat kabinet, Wakil Perdana Menteri Nurettin Canikli mengatakan guru telah dihentikan dari profesinya dan tengah dilakukan penyelidikan atas keterlibatan mereka atas kudeta militer terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.
"Sebagai bagian dari kami perang melawan terorisme, tindakan yang diperlukan telah dilakukan kepada para guru dengan pegawai lainnya yang dinilai mempunya keterlibatan dengan organisasi-organisasi teroris," kata Canikli.
Dia menambahkan bahwa sebanyak 455 guru yang sebelumnya telah diberhentikan dari tugas telah dipulihkan setelah penyelidikan diselesaikan.
Segera setelah percobaan kudeta 15 Juli, pemerintah menutup 15 universitas dan sekitar 1.000 sekolah menengah terkait berbasis ulama Fethullah Gulen, yang merencanakan penggulingan pemerintahan yang sah.
Akibatnya, sekitar 200.000 mahasiswa kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan akademiknya.
Pun mereka bertanya-tanya jika mereka bisa melanjutkan studi, tetap khawatir akan diberikan stigma berasal dari eks sekolah Gulen pada catatan kuliah mereka.
Pun begitu Turki juga telah mepecat atau memberhentikan 100.000 pegawai negeri sipil termasuk hakim, Jaksa, petugas polisi dan guru karena karena dinilai berhubungan kudeta militer.
Selain itu setidaknya 40.000 orang telah ditahan untuk dugaan terlibat kudeta.
Sementara itu, untuk pertama kali sejak kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu, pada Senin (19/9/2016), sekolah-sekolah di Turki kembali dibuka menyusul pemecatan puluhan ribu guru yang dianggap terkait kudeta atau pemberontak Kurdi.
Lebih dari 18 juta siswa memulai semester baru usai liburan musim panas, seperti dijelaskan Huesyin Ozev, presiden serikat guru Istanbul.
"Muncul kekhawatiran bahwa tahun ajaran baru ini akan diwarnai kekacauan akibat kekurangan staf pengajar," kata Ozev.
Setidaknya 40.000-50.000 guru diberhentikan pasca-kudeta dan hingga kini kementerian pendidikan belum menyiapkan pengganti.
Setibanya di sekolah, para siswa itu diberi selebaran dari kementerian pendidikan yang berisi tentang kemenangan demokrasi pada 15 Juli dan untuk mengenang mereka yang menjadi korban kudeta.
Selain itu, para siswa juga diajak menonton dua video tentang kudeta termasuk cuplikan Presiden Recep Tayyip Erdogan menyanyikan lagu kebangsaan diselingi foto-foto kudeta di ibu kota Ankara.
Salah satu video menampilkan saat-saat ketika rakyat Turki turun ke jalanan kota Ankara dan Istanbul untuk menggagalkan kudeta yang menewaskan 270 orang itu. (Aljazeera/AFP)