Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bali Pasti Menentang Keras Aturan Pelarangan Minuman Beralkohol di Indonesia

Kasus keributan justru banyak karena minum tuak, arak asli buatan Indonesia

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Bali Pasti Menentang Keras Aturan Pelarangan Minuman Beralkohol di Indonesia
Foto Richard Susilo
Para penari Indonesia meramaikan acara pariwisata dunia di Tokyo Jepang sejak 22-25 September mendatang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pelarangan minuman beralkohol apabila dilarang penuh akan ditentang oleh Bali apabila peraturan itu diberlakukan di Indonesia.

"Apabila peraturan larangan minuman beralkohol diberlakukan di Indonesia, pasti Bali akan menentang keras aturan tersebut," ujar Prof. I Gde Pitana, Wakil Menteri Pariwisata Indonesia khusus kepada Tribunnews.com siang ini (23/9/2016).

Penentangan tersebut menurutnya bagi Bali sangat berat sebagai lokasi wisata internasional.

"Bukan hanya terkait wisata saja, kita lihat saja berapa kasus orang minum Wine (anggur) di Bali. Wine kan juga beralkohol, tapi kasusnya nol. Tak ada keributan apa pun karena minum Wine," ujarnya.

Selain itu Pitana juga menekankan bahwa yang membuat mabok dan kerusuhan itu justru gara-gara Tuak.

"Kasus keributan justru banyak karena minum tuak, arak asli buatan Indonesia. Bukan karena minuman beralkohol seperti Wine misalnya," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Minuman beralkohol adalah pilihan pribadi seseorang, "Misalnya saya tidak makan sapi, tak apa ke restoran yang ada makanan sapi, tetapi kalau mau makan ya tinggal pilih makanan yang tak ada daging sapi saja bukan? Jangan karena sapi, restoran itu ditutup," katanya.

Kunjungan Pitana pada pameran pariwisata dunia JATA Travel Expo (JTE) 2016 Indonesia juga menggelar berbagai kegiatan yang diharapkan bisa menjadi atraksi dan daya tarik pengunjung datang ke booth Indonesia.

Meskipun demikian tidak hanya ke booth itu saja tetapi pada akhirnya datang ke tempat-tempat di Indonesia pula.

Beberapa aktivitas yang akan digelar di East Hall 1 seluas 180 m2 dengan desain booth bernuansa kapal Phinisi dilakukan pula pertemuan dengan para pengusaha industri pariwisata Jepang, B-to-B dan B-to-C, dengan pelayanan informasi pariwisata, coffee and refreshment, penampilan tim kesenian, media digital interaktif (virtual reality), serta gift buat para pengunjung.

"Wisatawan asal Jepang yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Tapi khusus tahun ini tumbuh minus meski potensinya masih tetap besar," katanya.

Pada Januari-Juni 2016, wisatawan mancanegara (wisman) asal Jepang ke Indonesia mencapai 243.349 orang atau minus 0,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 244.395 orang.

Namun Juli 2016 Indonesia berhasil menarik wisman dari berbagai negara lebih dari satu juta orang, prestasi yang patut diacungi jempol.

"Tahun ini kami menargetkan mampu menjaring 550.000 wisman Jepang ke Indonesia. Ini sangat memungkinkan karena total outbond mereka 22,5 juta dan share Indonesia baru mencapai 2,33 persen," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas