Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terancam Punah, Perdagangan Belut Dunia Akan Dikaji

Usulan Uni Eropa adalah untuk mempelajari penangkapan global serta ekspor impor belut.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Terancam Punah, Perdagangan Belut Dunia Akan Dikaji
Tribun Timur
Belut 

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Usulan Uni Eropa agar diadakan kajian atas perdagangan belut global mendapat respon positif dari para peserta konferensi internasional perlindungan satwa liar.

Bahkan para peserta secara bulat mengesahkan usulan Uni Eropa guna mengadakan kajian atas perdagangan belut global.

Usulan Uni Eropa adalah untuk mempelajari penangkapan global serta ekspor impor belut.

Apalagi pertemuan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah Fauna dan Flora Liar atau CITES, tengah berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan.

Selama pembahasan akan konservasi belut pada Minggu (25/9/2016), Uni Eropa menyebutkan kurangnya transparansi terkait ekspor dan impor belut, yang mengakibatkan penangkapan belut yang berlebihan.

Ketersediaan belut global termasuk belut Jepang kini menurun. Para pakar mengkhawatirkan spesies ini akan menjadi punah jika tidak dikendalikan.

Jepang menyokong usulan itu. Perwakilannya mengatakan Jepang memikul tanggung jawab besar dalam pengelolaan belut Jepang yang berkelanjutan serta berniat untuk bekerja sama penuh dalam kajian tersebut.

Berita Rekomendasi

Apalagi Jepang mempertimbangkan dimasukkannya belut ke dalam “daftar merah” spesies-spesies yang terancam keberadaannya.

Jepang bersiap mendeklarasikan situasi darurat untuk belut, dengan gelisah menanti apakah makanan laut populer tersebut harus segera dimasukkan ke dalam “daftar merah” spesies-spesies yang terancam keberadaannya.

Namun langkah tersebut tidak akan menghalangi penangkapan belut. Sementara itu, Amerika Serikat sendiri sedang mempertimbangkan untuk mendorong pembatasan internasional untuk beberapa jenis belut, dan hal itu dapat berdampak pada perdagangan belut global.

Di peternakan belut Gochang, Korea Selatan, binatang itu sedang diberi makan sebelum nantinya akan dikirim ke dapur-dapur di Asia timur laut, terutama Jepang dan Korea Selatan yang merupakan konsumen belut global terbesar.

Belut, baik dimakan mentah atau dimasak, kaya akan kandungan vitamin, kalsium dan protein. Makanan ini populer terutama pada musim-musim yang lebih panas, untuk menghilangkan kelelahan dan memperkuat stamina.

Spesies yang disukai oleh konsumen di Asia adalah Anguilla japonica, atau belut Jepang. Larva belut ini bermigrasi dari Laut Filipina ke sungai-sungai di Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan, di mana mereka dipancing dengan ganasnya.

Pemilik jaringan restoran belut kelas atas di Jepang, Hiroshi Suzuki, mengatakan tidak ada pengganti yang lebih lezat daripada belut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas