Dari Ajakan Paus Lawan Korupsi hingga Salam Del Piero untuk Indonesia
Paus Fransiskus mengajak pemimpin dan masyarakat olah raga untuk melawan diskriminasi yang terjadi dalam dunia olahraga.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Paus Fransiskus mengajak pemimpin dan masyarakat olah raga untuk melawan diskriminasi yang terjadi dalam dunia olahraga dan sekaligus mengajak masyarakat olahraga untuk melawan korupsi yang terjadi di dunia olah raga.
Selain itu, pimpinan tertinggi Umat Katolik itu juga menegaskan dimensi keterbukaan dari dunia olah raga dengan merangkul semua orang tanpa perbedaan.
Pernyataan itu diungkapkan Paus Fransiskus dalam pidato pembukaan Konferensi Dunia Olahraga & Kepercayaan Se-Dunia dengan thema Olahraga untuk Pelayanan Kemanusiaan (Sport At The Service of Humanity The First Global Conference on Sport & Faith) di Aula Paulus ke VI, Vatikan, Rabu (5/10).
Konferensi yang akan berlangsung selama tiga hari itu, seperti yang dilaporkan oleh Pastor Markus Solo Kewuta SVD dari Vatikan, dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-Moon, Ketua Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach, ikon sepak bola Italia Alessandro del Piero, para atlit dan para pemuka agama.
Menurut Pastor Markus Solo, dalam pidatonya Paus menyatakan bahwa merupakan kepedihan yang sangat bagi olahraga dan kemanusiaan jika masyarakat tidak dapat mempercayai lagi hasil dari olahraga.
Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap olahraga akan menghilangkan antusiasme atau kegembiraan serta menyurutkan partisipasi masyarakat dalam olah raga.
“Dalam olahraga, sebagaimana kehidupan, hasil dari sebuah pertandingan olahraga adalah penting. Namun demikian, bermain dengan baik dan jujur jauh lebih penting."
"Saya yakin bahwa pertemuan tiga hari ini, mendorong kita semua untuk mengeksplor lebih jauh tentang kebaikan dari olahraga dapat diberikan kepada masyarakat dunia,” ujar Paus Fransiskus sebagaimana diungkapkan Pastor Markus Solo.
Selain mengutuk korupsi dalam tubuh olah raga, Paus Fransiskus juga menyerukan agar para atlit olah raga bebas dari doping serta mendorong para atlit untuk menggunakan olah raga sebagai pengembangan personal dan kesetiakawanan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengharapkan dan segaligus menekankan, pentingnya peranan olah raga sebagai sarana untuk memajukan nilai-nilai luhur bagi kemanusiaan, persatuan, perdamaian, kerukunan, integritas jasmani dan rohani.
Secara jelas Ban Ki-moon menegaskan bawa olah raga tidak mengenal diskriminasi, dan membuka kesempatan untuk semua orang terutama di negara-negara berkembang.
Sejalan dengan Ban Ki-moon, Thomas Bach menjelaskan bahwa olah raga dan iman merupakan kehormatan bagi martabat serta derajat yang sama bagi seluruh umat manusia.
“Di dunia olah raga, seperti halnya kepercayaan, kita semua sama. Ada hukum universal bagi olah raga."
"Prinsip persamaan, dan tidak ada diskriminasi mengijinkan baik olah raga dan kepercayaan untuk mempromosikan nilai-nilai solidaritas dan perdamaian,” ujar Ban Ki-moon.
Sementara itu, ikon sepak bola Italia, Alessandro Del Piero menyatakan bahwa bagi dirinya, olah raga adalah hidup itu sendiri.
Menurut mantan pemain Juventus itu, dirinya selalu berusaha memberikan seluruh dirinya untuk menghormati aturan main dan dengan kesabaran yang tinggi yang senantiasa membuatnya selalu siap serta bersama dengan tekat dan nilai kemanusiaan yang kesemuanya selaras dalam mimpi.
“Olah raga hendaknya menjamin integritas diri dan menjadikan seseorang dengan pribadi yang seimbang baik mental dan jasmani, dewasa dan berguna,” ujar Pastur Markus Solo seperti menirukan ucapan Del Piero.
Markus Solo Kuweta itu juga menitipkan salam untuk masyarakat Indonesia dan mengungkapkan keinginan bintang dunia itu dapat berkunjung ke Indonesia.
Hanya saja, pada saat ini, harapan untuk berkunjung ke Indonesia belum dapat diwujudkan dalam waktu dekat. (*)