Sejumlah Survei Menunjukkan, Hillary Masih Mengungguli Trump
Jika survei hanya mengajukan dua nama capres yaitu Hillary dan Trump, Hillary meningkatkan keunggulannya menjadi 50 persen berbanding 44 persen.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Hillary Clinton mempertahankan keunggulannya di survei menjelang debat kedua calon presiden yang akan digelar Minggu (9/10/2016) waktu setempat.
Dua lembaga survei nasional menunjukan Mantan Menteri Luar Negeri itu unggul dua poin dan lima poin dari pesaingnya Donald Trump, calon presiden (capres) dari Partai Republik.
Survei Fox News dengan sampel 896 calon pemilih yang digelar dari 3 hingga 6 Oktober menunjukan Hillary memimpin 44 persen berbanding 42 persen.
Angka ini tidak banyak berubah dari survei terakhir Fox pekan lalu seusai debat pertama di mana Hillary ketika itu unggul tiga poin, 43 persen berbanding 40 persen.
Sementara itu survei Universitas Quinnipiac yang digelar 5-6 Oktober dengan sampel 1.064 calon pemilih memberikan jarak lima poin antara Hillary dan Trump.
Hillary memimpin dengan 45 persen, sedangkan. Trump memperoleh 40 persen. Sementara dua capres lainnya, yakni Gary Johnson dan Jill Stein masing-masing enam persen dan tiga persen.
Jika survei hanya mengajukan dua nama capres yaitu Hillary dan Trump, Hillary meningkatkan keunggulannya menjadi 50 persen berbanding 44 persen.
Survei Quinnipiac menunjukan kunci utama meningkatnya raihan suara Hillary adalah meningkatnya dukungan pemilih independen.
Sebelumnya di jajak pendapat terakhir Quinnipiac, Hillary hanya unggul satu poin dari Trump di tingkat nasional dan tertinggal tujuh poin di kalangan pemilih independen.
Di survei terbaru ini Hillary berbalik memimpin 14 poin di kalangan pemilih non partisan ini. Selain itu semakin solidnya dukungan pemilih wanita dan minoritas juga memperkuat posisi politisi berusia 68 ini.
Bisa dikatakan debat presiden pertama telah menolong Hillary memulihkan kembali keunggulan signifikannya setelah Konvensi Nasional Partai Demokrat.
Keunggulan ini sempat hilang akibat tuduhan ketidaktransparan Yayasan Clinton dan riwayat kesehatan Hillary akibat gangguan pneumonia yang menjangkitinya. Kedua survei memiliki margin error tiga persen.
Penulis : Kontributor Singapura, Ericssen
Sumber : Politico