Militer Irak dan Koalisi Amerika Lancarkan Operasi Merebut Mosul dari Tangan ISIS
Militer Irak menggerahkan kekuatan penuhnya di sebelah selatan dan timur Kota Mosul untuk merebut kembali kota terbesar kedua di negara itu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD – Militer Irak menggerahkan kekuatan penuhnya di sebelah selatan dan timur Kota Mosul untuk merebut kembali kota terbesar kedua di negara itu.
Berdasarkan laporan media Jepang NHK, operasi tersebut didukung Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Selama ini, kota Mosul dikuasai militan ISIS terhitung sejak Juni 2014 lalu.
Kota itu menjadi basis kekuatan terbesar dari kelompok ISIS yang menyebar di Irak dan Suriah.
Para militan dilaporkan menggali terowongan-terowongan dan memasang peledak di bangunan-bangunan dan tempat lainnya.
Fallujah, kota di pusat Irak, direbut kembali dari militan ISIS Juni tahun ini.
Para analis menyatakan komandan-komandan Irak menghadapi masalah besar dalam merencanakan operasi tersebut guna meminimalisir korban sipil.
Dikhawatirkan bahwa lebih dari satu juta orang di dalam dan sekitar Mosul dapat terjebak dalam pertempuran yang akan berlangsung, atau penduduk terpaksa harus mengungsi.
Sebelum militer Irak, koalisi pimpinan AS meningkatkan serangan udara di sekitar Kota Mosul.
Wilayah yang diserang adalah kawasan yang dikuasai kelompok ISIS.
Sementara, pasukan darat Irak menyiapkan operasi untuk merebut kembali kota itu.
Demikian pernyataan resmi koalisi itu, Jumat (14/10/2016) yang dikutip VOA Indonesia.
Disebutkan, pesawat koalisi telah melakukan lebih dari 50 serangan udara ke daerah yang diduduki ISIS di Mosul selama dua minggu terakhir.
“Kami telah mengintensifkan upaya kami di dalam dan sekitar Mosul,” kata Kolonel John Dorrian, juru bicara koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Walaupun pangkalan udara Qayara di selatan Mosul menjadi basis utama operasi, konvoi tentara Irak, termasuk unit pasukan khusus negara itu bisa bergerak ke posisi garis depan di sebelah timur kota.
“Semua pergerakan pasukan sekarang terkait dengan operasi Mosul,” kata Brigadir Jenderal Firas Bashar yang ditempatkan di pangkalan militer Irak di Makhmour.
Operasi untuk merebut kembali Mosul diduga akan menjadi operasi yang paling kompleks bagi militer Irak.
Menurut pasukan Irak dan koalisi, dibutuhkan sekitar 30.000 tentara untuk merebut kembali kota yang telah berada di bawah kendali ISIS selama lebih dari dua tahun ini. (NHK/VOA Indonesia)