Lima Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Wanita di Arab Saudi
Anda yang dalam waktu dekat segera bertolak ke Arab Saudi sebaiknya menyimak lima hal aturan yang dilarang untuk wanita.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Anda yang dalam waktu dekat segera bertolak ke Arab Saudi sebaiknya menyimak lima hal aturan yang dilarang untuk wanita.
Bertandang dan mengunjungi negara orang lain, maka seharusnya Anda mematuhi seluruh aturan serta nilai sosial yang berlaku di negara tujuan tersebut.
Berikut uraiannya:
Mengendarai mobil
Tidak ada hukum resmi yang melarang wanita mengendarai mobil di Arab Saudi.
Namun, petinggi pemerintahan dan pemangku keputusan melarang wanita mengendarai mobil berdasarkan hukum agama Islam.
Wanita yang mengendarai mobil dianggap mencemooh nilai-nilai sosial di tanah Arab.
Pada tahun 2011 dulu, sempat terjadi kampanye Women2Drive untuk meluruhkan hukum dan larangan wanita mengendarai mobil.
Sejumlah wanita di Arab mengunggah foto sedang menyetir dan mengunggahnya ke media sosial dengan tagar #Women2Drive.
Seorang jurnalis wanita, Talal Alharbi, yang berkebangsaan Arab mengatakan bahwa wanita harusnya diizikan menyetir mobil untuk keperluan mengantar anak ke sekolah atau saat anggota keluarga sakit sehingga harus segera di bawa ke rumah sakit.
“Perjuangkanlah untuk hal-hal seperti itu. Sifat keras kepala hanya akan merugikan banyak orang,” tulis Alharbi.
Mengenakan busana atau riasan yang memperlihatkan kecantikan
The Economist memberitakan bahwa aturan berbusana untuk wanita di Arab berdasarkan hukum Islam yang harus menutup semua bagian tubuh yang dianggap sebagai aurat.
Namun, aturan ini terus berkembang sehingga wanita untuk menutup keseluruhan tubuh sehingga hanya terlihat segaris mata.
Berinteraksi dengan pria yang bukan mahram
Menurut laman Wikipedia, mahram memiliki arti semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena sebab keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.
Jadi, bukan mahram adalah orang-orang yang tidak sedarah, persusuan dan pernikahan.
Nah, berinteraksi atau bersentuhan dengan lawan jender yang bukan mahram merupakan pantangan terbesar untuk wanita di Arab Saudi.
Berdasarkan laporan dari Daily Telegraph, semua tempat publik, gedung, perkantoran, bank, dan universitas memisahkan pintu masuk pria dan wanita.
Pelanggaran pada hukum ini bisa berujung pada tuntutan hukum, tetapi biasanya wanita mendapatkan hukuman paling berat ketimbang pria.
Berenang
Arlene Getz dari Reuters menuangkan pengalamannya berenang dan berolahraga di fasilitas gym di Riyadh Hotel bahwa dia melarang memandang atau melihat para pria yang sedang melakukan aktivitas serupa dengannya.
Selain itu, para staf hotel juga memberikan pandangan menyeramkan pada Getz.
“Jangan berpikir untuk meminta tolong pada mereka (staf hotel),” terang Getz.
Mencoba baju di ruang ganti dalam mal
“Pikiran wanita sedang mengganti baju di ruang ganti terlalu berlebihan untuk pria sehingga wanita dilarang mencoba baju saat belanja,” jelas Maureen Dowd dalam artikel bertajuk A Girl’s Guide to Saudi Arabia di Vanity Fair.
Namun, Dowd menuliskan bahwa secara perlahan telah terjadi modernisasi di negara-negara Arab yang terkenal membatasi pergerakan wanita.
“Arab Saudi merupakan negara yang memiliki hukum islam jelas dalam memisahkan keperluan pria dan wanita, tetapi sedikit demi sedikit telah terjadi perubahan. Semua ini karena dorongan pergerakan dari kaum wanita untuk menjalani hidup modern,” tulis National Geographic.
Seorang penasehat kerajaan Arab Saudi, Hanan Alhamdi, mengatakan bahwa perubahan membutuhkan waktu dan kondisi tetapi secara periodik disesuaikan dengan keperluan modernisasi.
Penulis: Kontributor Female, Rakhma
Sumber: The Week