TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC -- Jajak pendapat nasional terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, calon Presiden Donald Trump, mengejar ketertinggalannya secara signifikan dari rivalnya Hillary Clinton.

Perkembangan itu bahkan sudah terjadi sebelum Biro Investigasi Federal (FBI) mengungkap bukti baru tentang penggunaan server email pribadi Hillary sebagai menteri luar negeri, seperti dilaporkan Voice of America, Minggu (30/10/2016).

Jajak pendapat ABC News/Washington Post, yang dirilis pada Sabtu (29/10/2016) itu menunjukkan bahwa Hillary unggul tipis atas Trump, yakni 47 persen berbanding 45 persen.

Posisi itu menunjukkan adanya penurunan drastis hanya dalam kurun kurang dari seminggu, yakni sebelumnya Hillary unggul di angka 50 persen dan Trump 38 persen.

Direktur FBI James Comey, Jumat (28/10/2016), mengumumkan, pihaknya sedang mempelajari apakah ada informasi rahasia dalam piranti komunikasi milik Anthony Weiner, mantan anggota Kongres yang mengundurkan diri karena perilakunya yang tidak pantas.

Mantan istri Weiner, Huma Abedin, adalah staf dekat Hillary.

Hasil jajak pendapat terbaru yang menunjukkan pudarnya keunggulan Hillary itu didasarkan pada wawancara empat malam yang dimulai Senin (24/10/2016) dan berakhir Kamis (27/10/2016), sehari sebelum FBI mengatakan memiliki bukti baru tentang server email Hillary.

Dalam jajak pendapat empat malam sebelumnya, 20-23 Oktober, Hillary unggul 12 poin.