Pembunuh Dua WNI di Hong Kong Mengaku Pernah Jadi Korban Pelecehan Saat Remaja
Terduga pembunuh dua orang WNI di Hong Kong, Rurik Jutting (31), mengaku dirinya pernah dilecehkan semasa remaja.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Terduga pembunuh dua orang WNI di Hong Kong, Rurik Jutting (31), mengaku dirinya pernah dilecehkan semasa remaja.
Rurik Jutting, seorang bankir asal Inggris, menghadap pengadilan atas kematian dua WNI, Sumarti Ningsih (23) dan Seneng Mujiasih (29).
Kedua TKW tersebut ditemukan tewas November 2014 lalu di apartemen mewah milik Rurik Jutting, di daerah Wanchai, Hong Kong.
Menurut kesaksian dari ahli kejiwaan forensik asal Inggris, Richard Latham, Rurik Jutting mengalami kelainan kepribadian.
Richard Latham menyebut Rurik Jutting sebagai "sexual sadist" atas penganiayaan dan pembunuhan dua WNI itu.
Namun, yang membuat kasus ini unik menurut Richard Latham adalah kegiatan Rurik Jutting merekam semua aksinya tersebut dengan ponselnya.
Richard Latham kemudian menganggap Rurik Jutting memiliki sifat narsistik, sehingga bankir itu disebutnya sebagai "narcissistic sexual sadist".
Semua itu menurut Richard Latham ada hubungannya dengan pengalaman Rurik Jutting yang pernah dilecehkan semasa remaja.
Rurik Jutting mengatakan bahwa semasa sekolah di Inggris, dirinya pernah menjadi korban pelecehan seksual seorang siswa lain.
"Jutting mendeskripsikannya kepada saya layaknya ia benar-benar seorang korban pelecehan seksual," tutur Richard Latham.
Sebelumnya, atas kematian Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, Rurik Jutting menegaskan bahwa dirinya tak bersalah.
Namun, Rurik Jutting mengakui dirinya terlibat dalam pembunuhan tersebut atas alasan kelainan jiwa yang dideritanya.
Tak heran, usai diringkus kepolisian, Rurik Jutting sempat dibawa ke Pusat Kejiwaan Siu Lam, sarana kejiwaan untuk tahanan berkelainan jiwa.
Bukti kelainan jiwa yang dialami Rurik Jutting masih menjadi perdebatan antara hakim, jaksa, dan tim pengacara. (Sky News)