Pasukan Gabungan Mendapat Perlawanan Keras ISIS di Mosul
Sekitar 4.000 hingga 7.000 militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) masih berada di dalam dan sekitar Mosul
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MOSUL -- Seorang utusan khusus AS mengatakan, hanya soal waktu sampai pasukan keamanan Irak masuk dan membebaskan kota besar ini, tapi hal itu akan memakan waktu dan bertahap.
Menurut Agence France-Presse, Rabu (2/11/2016), sekitar 4.000 hingga 7.000 militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) masih berada di dalam dan sekitar Mosul.
Ribuan militan itu bertahan selain untuk mengamankan teritori khalifahnya, juga karena diduga pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi masih bersembunyi di Mosul.
Kolonel John Dorrian, juru bicara koalisi pimpinan AS melawan ISIS, mengatakan, sejak operasi dimulai pihaknya telah menargetkan "hampir 3.000 bom, artileri, roket dan rudal".
Pasukan khusus Irak menguasai stasiun televisi negara di Mosul, Irak utara, Selasa (1/11/2016), sewaktu koalisi pasukan tempur yang bersekutu dengan Irak maju terus dengan serangan untuk menghalau ekstremis ISIS dari kota itu.
Wartawan Kurdi dan Barat yang turut dengan pasukan itu mengatakan, pasukan koalisi mendapat perlawanan keras di dalam kota.
Mereka menghadapi tembok beton dan bom pinggir jalan yang ditanam oleh para militan ISIS untuk memperlambat gerakan maju pasukan Irak.
Militer Irak juga mengatakan, divisi kendaraan lapis baja mendekati kawasan Mosul tenggara, untuk membebaskan desa-desa terpencil dan mengepung kota.
Unit-unit koalisi terpisah bergerak menuju Mosul dari utara juga dilaporkan merebut beberapa desa penting di sekitarnya, seperti dirilis Voice of America (VOA) Indonesia.
Serangan yang ditunggu lama itu datang dua minggu setelah koalisi pasukan Irak dan Kurdi, yang didukung oleh milisi lokal dan milisi Arab dan dukungan serangan udara pimpinan AS.
Operasi militer terbesar di negara itu sejak tahun 2003 itu untuk membersihkan Mosul dari seluruh penguasaan oleh milisi ISIS.
Di Washington DC, Selasa, Utusan Khusus Anti-teror AS, Brett McGurk, menyuarakan optimisme tentang serangan itu.
McGurk mengatakan kepada Radio SAWA bahwa sekarang hanya "soal waktu sebelum pasukan keamanan Irak masuk dan membebaskan kota besar ini."
Tetapi McGurk juga menyerukan kesabaran dan memperingatkan bahwa merebut kembali kota itu akan memakan waktu dan bertahap.
Di Geneva, Swiss, juru bicara PBB Ravina Shamdasani mengatakan, militan ISIS terus memaksa ribuan warga sipil lebih dekat ke Mosul untuk menjadi perisai manusia bagi ISIS di dalam kota.