Digempur Pasukan Irak, Baghdadi Minta Militan ISIS Tetap Pertahankan Mosul
"Jangan mundur," kata suara dalam video yang dirilis pada Kamis ini Al-Furqan, media yang berafiliasi dengan ISIS.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MOSUL - Pemimpin kelompok teror Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi, menyerukan ‘pantang mundur’ kepada militannya untuk menghadapi pasukan Irak yang mulai memasuki Mosul.
Baghdadi menyampaikan seruannya melalui pesan video yang dirilis pada Kamis (3/11/2016) sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Agence France-Presse.
Mosul adalah kota besar kedua di Irak, dan menjadi kota paling besar di bagian utara negara itu. Baghdadi mendeklarasikan khalifahnya di Mosul setelah ISIS masuk ke kota itu pada 2014.
"Jangan mundur," kata suara dalam video yang dirilis pada Kamis ini Al-Furqan, media yang berafiliasi dengan ISIS, dan suara itu dilaporkan sebagai milik Baghdadi.
"Mempertahankan posisi kalian di lapangan dengan kehormatan adalah seribu kali lebih mudah daripada mundur membuat malu," kata pesan suara diduga Baghdadi itu, pesan pertama dalam kurun waktu lebih dari satu tahun ini.
"Kepada semua rakyat Ninive, terutama para militan, berhati-hatilah atas setiap kelemahan dalam menghadapi musuh kalian," kata Baghdadi, mengacu pada Provinsi di Irak utara itu, yang beribukotakan Mosul.
Informasi tentang kesehatan pemimpin ISIS, gerakannya, dan keberdaannya masih simpang siur. Seorang petinggi Kurdi sebelumnya mengatakan, Baghdadi bersembunyi di Mosul.
Pada Juni 2014, beberapa hari setelah para militan ISIS merebut di sejumlah wilayah Irak, Baghdadi membuat penampilan publik yang jarang di Mosul. Ia mengumumkan pembentukan sebuah "negara" Islam untuk melawan pemerintah Irak dan Suriah.
"Khalifah" yang dipimpin Baghdadi sebenarnya telah teus menyusut sejak tahun lalu dan pasukan Irak awal pekan ini telah mencapai Mosul, kubu pertahanan terakhir militan ISIS di Irak.
Koalisi pimpinan AS memperkirakan ada 3.000 sampai 5.000 militan ISIS masih berada di dan sekitar Mosul. Upaya mengusir ISIS dari Mosul diperkirakan butuh waktu lama.
Puluhan ribu pasukan Irak, yang didukung koalisi pimpinan AS dan pesawat tempurnya telah melancarkan serangan besar-besaran di Mosul pada 17 Oktober.