Gara-gara Ternak, Petani dan Gembala Bentrok Hingga Tewaskan 18 Orang
Musim panen seperti itu biasanya juga bertepatan dengan ternak berkelana mencari padang rumput yang lebih hijau.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, NIAMEY – Sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam bentrokan antara penggembala ternak dan petani.
Di antara korban tewas terdapat perempuan dan anak-anak.
Bentrokan itu, demikian Agence France-Persse pada Rabu (2/11/2016), kekerasan mematikan yang melibatkan kelompok petani itu terjadi pada Selasa (1/11/2016) setelah kawanan ternak merusak lahan pertanian.
Pejabat lokal mengatakan, akibat invasi puluhan ternak itu tanaman sereal rusak, tak bisa dipanen.
Peristiwa itu terjadi bagian barat wilayah Tahoua.
Bentrokan seperti itu tidak lazim selama kekeringan melanda Niger, di mana kekurangan pangan dan persediaan air yang langka telah mengobarkan ketegangan, terutama saat panen.
Musim panen seperti itu biasanya juga bertepatan dengan ternak berkelana mencari padang rumput yang lebih hijau.
Kali ini, tanaman sereal milik petani ladang menjadi sasaran.
"Bentrokan itu luar biasa dasyat, sangat biadab," kata pejabat lokal.
Ia menambahkan, pemilik ladang tewas. "Ini adalah bentrokan besar," tambahnya.
Pejabat itu mengatakan, jumlah wanita dan anak-anak yang menjadi korban tewas cukup signifikan.
Namun, ia tidak merinci secara pasti jumlah korbannya.
Kementerian Dalam Negeri Niger secara umum mengatakan, 18 orang tewas akibat bentrokan tersebut.
Sebanyak 43 orang lagi terluka. Rumah-rumah warga ludes akibat dibakar.
Menurut kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, pasukan keamanan telah memulihkan keadaan dan penyelidikan sedang dilakukan.
Aparat meminta warga tenang.
Bentrokan mematikan kali ini terjadi hampir dua tahun setelah insiden yang menewaskan 10 orang di wilayah yang sama, yang juga dipicu kasus serupa.(kompas.com)