Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -- Calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump berhasil mengantongi kemenangan penting atas Calon Presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton di Florida dan Ohio pada Selasa (8/11/2016) malam waktu setempat.

Negara-negara kunci medan pertempuran lain tetap sangat ketat perolehan suaranya dalam pemilihan Presiden AS.

Untuk Trump, kemenangan di Ohio adalah penting sebagai sebuah harapan nan luar biasa menuju Gedung Putih.

Atas kemenangan Trump, ketidakpastian ditunjukkan dalam bursa Saham Dow Jones dan pasar Asia jatuh.

Hal ini mencerminkan perhatian investor atas reaksi berarti bagi ekonomi dan perdagangan terhadap kemenangan Trump di negara bagian tersebut.

Sementara itu tim sukses Hillary terlihat cemas menunggu hasil pemungutan suara. Namun mereka menuliskan di twitter tim pemenangan, kepada para pendukungnya, "Apa pun terjadi malam ini, terima kasih untuk segalanya."

Diharapkan Hillary akan menjadi wanita pertama yang akan dinobatkan sebagai Presiden AS ke-45.

Hillary menghadapi persaingan yang ketat dari Trump, pengusaha miliarder yang menyuarakan ekonomi populisme.

Sejauh ini, persaingan menuju kursi Presiden Amerika Serikat kian memanas dan mendebarkan.

Hasil perhitungan sementara terbaru menunjukkan calon presiden Partai Republik, Donald Trump, memimpin perolehan suara dengan 167 electoral votes.

Sementara itu, calon presiden Partai Republik, Hillary, tercatat mengumpulkan 109 electoral votes.

Demikian data penghitungan yang dilansir CNN, Selasa (8/11/2016) waktu setempat.

Secara persentase, Trump mengumpulkan 48,9 persen suara, sementara Hillary 46,9 persen.

Trump membutuhkan perolehan 103 electoral votes untuk melenggang ke Gedung Putih.

Namun, hasil-hasil dari swing states krusial, seperti Pennsylvania, Florida, North Carolina, New Hampshire, dan Virginia, belum diperoleh secara penuh.

Di Florida, Trump pun unggul dengan 49,2 persen, sementara Hillary mendapat 47,7 persen.

Kemenangan di Florida menjadi kunci bagi Trump untuk menghuni Gedung Putih. (TIME/CNN/AP)