Penyidik Korea Selatan Periksa Pembantu Dekat Presiden Park
Mereka mengundurkan diri bulan lalu bersama dengan sekretaris lainnya, Jeong Ho-seong, yang telah ditahan atas dugaan membocorkan rahasia resmi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelidikan maraton atas skandal korupsi terus bergulir di Korea Selatan.
Setelah memeriksa 2 dari 3 mantan pembantu dekat Presiden Park Geun-hye atas skandal korupsi yang melibatkan kawan lamanya Choi Soon-sil, para penyelidik memanggil Lee Jae-man dan Ahn Bong-geun pada Senin (14/11/2016) untuk dimintai keterangan secara sukarela.
Lee menjabat sekretaris kepresidenan bagi urusan administratif. Sementara Ahn sebagai hubungan masyarakat.
Mereka mengundurkan diri bulan lalu bersama dengan sekretaris lainnya, Jeong Ho-seong, yang telah ditahan atas dugaan membocorkan rahasia resmi kepada Choi.
Para penyelidik mencurigai bahwa Lee dan Ahn terlibat dalam pembocoran rahasia yang dilakukan oleh Jeong.
Media Korea Selatan mengatakan Lee secara diam-diam memungkinkan rahasia tersebut menjadi bocor, sementara Ahn menawarkan mobilnya kepada Choi guna memfasilitasi masuknya Choi ke dalam kediaman kepresidenan.
Ketiga mantan sekretaris itu disebut sebagai "trio pembuka pintu" kasus ini.
Para pejabat pemerintah mengatakan mereka pertama-tama harus menemui ketiga orang tersebut sebelum bertemu dengan presiden.
Interogasi kedua mantan pembantu dekat itu dilakukan seiring rencana para penyelidik untuk secara langsung meminta keterangan Presiden Park secepatnya pada hari Selasa atau Rabu, yang akan menjadi pertama kalinya bagi presiden yang tengah menjabat di Korea Selatan.
Ketua partai oposisi terbesar Partai Demokratik Korea, Choo Mi-ae dijadwalkan untuk bertemu dengan Park pada hari Selasa.
Tetapi pertemuan tersebut dibatalkan akibat penentangan kuat dari dalam partainya.
Sementara para anggota partai oposisi lainnya menentang pertemuan Park dan Choo, dengan mengatakan mereka harus bersatu dalam menyerukan presiden untuk mengundurkan diri.
Sementara itu, kian hari makin meningkat seruan masyarakat mendesak pengunduran diri Presiden Korea Selatan Park Geun-hye.
Apalagi pada, Sabtu (12/11/2016) lalu, para pengunjuk rasa menyelenggarakan demonstrasi besar-besaran di Seoul.