Kolonel Yashiro Tanaka dari Pasukan Bela Diri Jepang Pimpin Pasukan ke Sudan Selatan
Komandan pasukan bela diri Jepang (SDF), Kolonel Yashiro Tanaka dikenal sebagai sosok yang sangat disiplin, tegas dalam mengambil sikap dan keputusan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Komandan pasukan bela diri Jepang (SDF), Kolonel Yashiro Tanaka dikenal sebagai sosok yang sangat disiplin, tegas dalam mengambil sikap dan keputusan.
"Saya siap bergerak setelah menerima penugasan, tidak ada kekhawatiran sama sekali menjalankan tugas sesuai prosedur yang ada," kata Kolonel Yashiro Tanaka saat jumpa pers belum lama ini di Tokyo.
Tanaka dari Kantor SDF di garnisiun Aomori sebelah utara Jepang, tempat penyeberangan laut menuju Hokkaido.
"Sebagai wakil dari Jepang, kami juga bangga dapat berpartisipasi dalam kegiatan kerja sama perdamaian internasional atas nama SDF," kata dia.
Pemimpin rombongan SDF dari angkatan darat (GSDF) 11 ini ditugaskan untuk berpartisipasi dalam operasi penjaga perdamaian di Selatan Sudan bersama para tentara PBB lainnya.
Dia akan memimpin anggota sebanyak 350 orang, pertama kali dalam menjalankan misi seperti ini yang dikirimkan mendadak.
Pengiriman ini juga pertama kali yang membebaskan penggunaan senjata militer dan alat berat apabila sangat diperlukan dalam keadaan darurat oleh SDF Jepang, setelah UU Keamanan Jepang yang baru diberlakukan Maret 2016 lalu.
"Tanaka itu menakutkan sekali, sangat keras sangat disiplin orangnya," kata seorang anggota GSDF yang berada di bawah kepemimpinannya.
"Misalnya saja dia melihat seorang anggota GSDF memasukkan tangannya ke dalam saku berjalan santai, habis dia dibentak dan dimarahi. Apa yang kamu lakukan, bentaknya seperti itu," kata dia.
Evaluasi sebagai Komandan SDF ke luar negeri kali ini sangat berat karena pertama kali kelompok ini diperkenankan menggunakan senjata penuh di medan operasi PBB tersebut.
"Karena itu pemilihan sangat ketat dalam mencari sumber daya manusianya, terutama yang tidak mudah panik dan dapat mengambil keputusan dengan tepat, tegas, disiplin tinggi, dan memiliki kepemimpinan karena menghadapi ratusan anggota bawahannya," kata sumber Tribunnews.com, Sabtu (26/11/2016).
Para anggota SDF diharapkan dapat memahami penggunaan kompleks prosedur senjata, merupakan disiplin tinggi yang sangat penting bagi pasukan untuk pindah ke tindakan pasti.
"Hal ini lah yang dijelaskan sejak Agustus lalu saat pencarian SDM, termasuk pelatihan berat yang dilakukan bagi anggota SDF yang akan dikirimkan ke Sudan Selatan tersebut," kata sumber Tribunnews.com.