Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Berpenumpang 118 Orang Mengaku Punya Granat Tangan

Pesawat Afriqiyah Airways yang membawa 118 orang dibajak dari Libya hingga mendarat di Malta.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Berpenumpang 118 Orang Mengaku Punya Granat Tangan
Youtube
Pesawat Afriqiyah Airways yang membawa 118 orang dibajak dari Libya hingga mendarat di Malta. 

TRIBUNNEWS.COM, ALLETTA  - Pesawat Afriqiyah Airways yang membawa 118 orang dibajak dari Libya hingga mendarat di Malta.

Hingga saat ini para penumpang belum dapat dibebaskan dari pembajakan.

Aparat keamanan telah mengepung pesawat Airbus A320 itu dari dari semua sisi pesawat dari jarak jauh.

Belum diketahui berapa orang yang membajak pesawat itu.

Namun, aparat sudah mendapat informasi bahwa seorang pembajak mengaku memegang granat tangan, sebagaimana dilaporkan Times of Malta, Jumat (23/12/2016).

Baca: BREAKING NEWS: Pesawat Airbus Berpenumpang 118 Orang Dibajak dari Penerbangan Libya ke Malta

Pada pukul 12.13 waktu setempat, beberapa saat setelah mendarat, mesin pesawat tetap hidup.

Tentara nasional Malta (AFM) pun langsung mengepungnya.

BERITA REKOMENDASI

Hingga berita ini diturunkan, belum tampak petugas yang berusaha mendekati pesawat.

Perdana Menteri Joseph Muscat berkicau di Twitter, bahwa diinformasikan sebuah situasi kemungkinan pembajakan.

Petugas sedang bersiaga.

Peta Malta.
Peta Malta.

Menurut Muscat, pesawat komersial yang sedang melayani rute domestik Libya itu telah mendarat di Malta karena ada potensi pembajakan.

Times of Malta menyebutkan, pesawat tersebut terbang dari Sebha ke Tripoli di Libya dengan membawa 111 penumpang dan tujuh kru. Namun, telah dialihkan oleh pembajak ke Malta.


“Dia mengaku memiliki sebuah granat tangan,” tulis media ternama di Malta tersebut.

Pembajak mengaku sebagai pendukung Muammar Khadafy, bekas diktator Libya yang digulingkan oleh aksi masa prodemokrasi dan tewas mengenaskan di sebuah parit di Sirte, kota kelahirannya di Libya, pada tahun 2011.

Menurut pembajak, sebagaimana dilaporkan oleh Times of Malta, dia bersedia untuk membiarkan semua penumpang keluar terpisah dari kru, jika tuntutannya dipenuhi.

Belum diketahui apa yang menjadi tuntutan utama pada komunikasi tahap awal yang direkam oleh aparat keamanan di sekitar pesawat.

Otoritas bandara Malta telah menginformasikan semua calon penumpang di ruang keberangkatan bahwa penerbangan dibatalkan atau dialihkan sampai situasi normal.

Saat ini pesawat Ryanair dan Lufthansa sedang berada di apron.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas