Gatot Nurmantyo Disebut Media Australia Ingin Jadi Presiden
Semua keputusan itu dilakukan Gatot Nurmantyo secara sepihak, tanpa referensi dari Presiden Joko Widodo.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
Melalui pernyataan tertulis, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne telah mengatakan kasus penghinaan Pancasila dan TNI tengah diselidiki.
Marise Payne juga menyebut Panglima Angkatan Bersenjata Australia (ADF) Mark Binskin telah menghubungi Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengakui ada oknum anggota ADF yang menghina lambang negara Indonesia, Pancasila.
Hal ini diketahui dari laporan pelatih dari Korps Pasukan Khusus (Kopassus) yang mengajar di sebuah akademi pasukan khusus di Australia.
Saat mengajar, pelatih tersebut mengetahui adanya materi-materi pelatihan yang isinya menjelek-jelekkan TNI.
Saat menghadap kepala sekolah di akademi tersebut untuk mengajukan proter, sang pelatih malah menemukan tulisan lain yang isinya justru menghina lambang negara Indonesia, Pancasila.
Sejumlah media Australia menyebut penemuan materi pelatihan yang menyinggung itu terjadi di lembaga pelatihan bahasa pasukan militer khusus di Perth, Australia.
Gatot Nurmantyo pada Desember lalu mengatakan bahwa sempat ada kerja sama antara Indonesia dan Australia, di mana Indonesia mengirimkan guru Bahasa Indonesia ke Australia.
Ia menyebut guru Bahasa Indonesia tersebut sempat diminta untuk memberikan materi tugas yang isinya terkait propaganda Papua Merdeka.
Dalam materi tugas tersebut, disebutkan bahwa Papua adalah bagian gugus kepulauan Melanesia dan seharusnya menjadi negara tersendiri.
Protes kemudian dilayangkan dan berbuntut permintaan maaf dari panglima militer Australia.(Sydney Morning Herald/The Australian/ABC News)
Hingga berita ini diturunkan tribunnews.com belum mendapatkan tanggapan dari Panglima TNI