Obama Gagal Tutup Guantanamo
Pernyataan pihak Gedung Putih, Selasa (17/1/2017) ini sekaligus menjadi pengakuan tentang tak tercapainya janji kampanye Presiden Obama.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Penjara Guantanamo di Kuba tetap beroperasi, sekalipun Presiden Barack Obama telah turun dari jabatannya.
Pernyataan pihak Gedung Putih, Selasa (17/1/2017) ini sekaligus menjadi pengakuan tentang tak tercapainya janji kampanye Presiden Obama.
Sebelumnya, sejumlah pejabat pemerintah berkeras bahwa Presiden Obama bakal menuntaskan kerjanya untuk menutup Guantanamo.
Namun ternyata hal itu tak bakal terjadi sebelum Presiden tepilih AS Donald Trump dilantik pada Jumat mendatang.
Pemeritah menyadari bahwa tidak ada cukup waktu memenuhi batas waktu 30 hari untuk memberitahu kepada Kongres, sebelum transfer tahanan.
"Saat ini, saya tidak mengantisipasi adanya kemungkinan penutupan penjara itu akan terwujud sesuai rencana," kata Jurubicara Gedung Putih Josh Earnest seperti dikutip AP.
"Namun, ini bukan karena kami tidak bekerja, kami menjamin," tegas Earnest.
Selama akhir pekan lalu, telah dipindahkan 10 tahanan dari Guantanamo ke Oman.
Delapan tahanan berasal dari Yaman dan dua dari Afganistan, termasuk seorang pemberontak Abdul Zahir.
Zahir adalah orang yang dituduh memiliki zat putih yang diduga bahan kimia beracun untuk senjata biologis.
Namun ternyata berdasar keterangan pengacaranya, Letnan Kolonel Sterling Thomas, kandungan itu adalah gula dan garam.
Selanjutnya, semua yang dianggap memenuhi syarat pun dilepas. Pelepasan akan dilakukan setelah pihak berwenang menyatakan mereka tak lagi menjadi ancaman.
Pembebasan ini tentu akan mengurangi jumlah tahanan yang berdasarkan data terakhir masih berjumlah 45 orang.
Pembebasan dijadwalkan bakal dilakukan dalam beberapa hari menjelang pelantikan Presiden AS.