Obama Gagal Tutup Guantanamo
Pernyataan pihak Gedung Putih, Selasa (17/1/2017) ini sekaligus menjadi pengakuan tentang tak tercapainya janji kampanye Presiden Obama.
Editor: Robertus Rimawan
Guantanamo di tangan Trump
Terkait keberadaan pusat detensi tersebut, di masa kampanye, Trump pernah mengatakan, dia tak hanya akan mempertahankan Guantanamo, tapi juga akan mengisinya dengan orang-orang jahat.
Di awal bulan ini, Trump mengatakan bahwa tak akan ada lagi pembebasan tahanan dari tempat itu.
Trump menyebut mereka adalah orang-orang radikal yang berbahaya jika dibebaskan.
Pemerintah AS menggunakan pangkalan militernya di kawasan yang terisolasi di tenggara Kuba, di tengah pantai berbatu, sebagai penjara, pasca serangan teror 11 September 2001.
Di masa puncaknya, penjara itu dihuni oleh 680 tahanan.
Presiden Obama kemudian memulai upaya penutupan penjara itu dengan mengurangi jumlah tahanan menjadi 242 di awal masa jabatan tahun 2009.
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upayanya untuk menjawab kritik dunia internasional atas perlakuan buruk yang dialami para tahanan di tempat itu.
Termasuk ide menangkap seseorang tanpa batas waktu dan tanpa persidangan.
Namun Kongres disebut mempersulit upaya Obama itu dengan menerapkan ketentuan pembatasan transfer, termasuk persyaratan pemberitahuan 30 hari.
Termasuk larangan pemindahan tahanan ke AS untuk alasan apa pun, termasuk uji coba.
Pemerintah pun kemudian menggelar peninjauan kasus per kasus dalam bagian dari upaya menurunkan populasi tahanan di tempat itu.
Peninjauan dilakukan dengan memindahkan 193 tahanan ke 42 negara, dan juga melimpahkan penuntutan di pengadilan.
Earnest menuding itikad politik telah menggagalkan sasaran pemerintah Obama untuk menutup Guantanamo.