Indonesia dan India Diprediksi Jadi Negara Ekonomi Kuat Sebelum 2050, Kalahkan Amerika dan Jepang
Laporan ini adalah proyeksi pertumbuhan PDB sampai tahun 2050 bagi 32 negara ekonomi terbesar di dunia yang menghasilkan kira-kira 85 persen PDB dunia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AS - Pergeseran kekuatan ekonomi dunia jangka panjang dari negara-negara ekonomi kuat yang sudah mapan ke negara-negara ekonomi baru, akan terus berlanjut sampai tahun 2050, sementara kekuatan ekonomi baru itu terus meningkatkan pangsa mereka dalam Produk Domestik Bruto dunia dalam jangka panjang.
Inilah temuan utama dari laporan terbaru dari para ekonom PriceWaterhouseCoopers atau PwC yang bertema “Dunia dalam Tahun 2050: Pandangan Jangka Panjang: Bagaimana Perubahan Susunan Ekonomi dunia menjelang tahun 2050?”
Laporan ini adalah proyeksi pertumbuhan PDB sampai tahun 2050 bagi 32 negara ekonomi terbesar di dunia, yang menghasilkan kira-kira 85 persen PDB sedunia.
Baca: Didukung Berbagai Kebijakan, Darmin Yakin Pertumbuhan Ekonomi Di Atas 5,1 persen
Baca: PM Jepang Bicara Investasi dan Potensi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Proyeksi ini didasarkan pada laporan terbaru yang terinci dan menggunakan model pertumbuhan jangka panjang sedunia yang pertama kali dikembangkan oleh PwC tahun 2006.
Laporan tersebut memproyeksikan bahwa ekonomi dunia mungkin naik dua kali lipat menjelang tahun 2042, bertumbuh dengan laju bersih rata-rata 2,5 persen per tahun antara tahun 2016 dan tahun 2050.
Pertumbuhan ini akan dimotori terutama oleh pasar negara-negara ekonomi kuat yang baru dan sedang berkembang, di mana ekonomi negara-negara E-7 yakni Brazil, China, India, Indonesia, Meksiko, Rusia dan Turki akan tumbuh dengan laju rata-rata tahunan 3,5 persen dalam 34 tahun mendatang, dibandingkan pertumbuhan negara-negara maju G-7 yakni Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat, kira-kira 1,6 persen.
“Kita akan terus melihat pergeseran kekuatan ekonomi dunia yang menjauhi negara-negara ekonomi maju dan mapan ke negara-negara yang baru muncul di Asia dan kawasan lain,” demikian komentar John Hawksworth, pimpinan ekonom PwC dan salah seorang penulis laporan tadi.
“E-7 dapat merebut hampir 50 persen dari PDB dunia, sementara porsi atau pangsa G-7 menurun hingga sedikit di atas 20 %," tambahnya.
Kalau melihat PDB yang diukur berdasarkan kurs mata uang, pergeseran kekuatan ekonomi dunia tidak se-radikal itu.
Tetapi China masih akan muncul sebagai ekonomi terbesar di dunia menjelang tahun 2030 dan India yang ketiga terbesar di dunia menjelang tahun 2050.
Tetapi perhatian pasti akan terarah pada negara-negara ekonomi baru ketika mereka memasuki panggung utama.
Menjelang tahun 2050, ekonomi Indonesia dan Meksiko diperkirakan akan menjadi lebih besar daripada Jepang, Jerman, Inggris atau Perancis, sementara Turki dapat melampaui Italia.
Dari segi pertumbuhan, Vietnam, India dan Bangladesh akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang paling cepat sampai tahun 2050, rata-rata 5 persen per tahun.
Nigeria mempunyai potensi maju 8 tingkat dalam ranking PDB ke nomor 14 menjelang tahun 2050, tetapi negara itu hanya dapat mewujudkan potensinya kalau bisa mendiversifikasi ekonominya dengan menjauhi ketergantungan pada minyak, serta memperkuat lembaga-lembaga dan prasarana. [is/ii].
Sumber: VOA Indonesia