Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Tempat Alas Sumpit di Jepang Tak Ada yang Berbentuk Tikus?

Penggunaan Hashioki yang saat ini jenisnya ribuan macam, tetapi tidak ada satu pun yang berbentuk atau bergambar tikus.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengapa Tempat Alas Sumpit di Jepang Tak Ada yang Berbentuk Tikus?
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Hashioki atau tempat menaruh sumpit dengan bentuk kacang-kacangan dan cabai berwarna (terbuat dari) emas. 

Ternyata Hashioki tersebut satu-satunya yang ada saat dibuat, hanya untuk persembahan kepada Dewa Shinto, hanya dipakai saat pernikahan anggota kekaisaran Jepang.

Hashioki tersebut khusus untuk tempat sumpit keluarga kaisar saat pernikahan dan persembahan kepada dewa, dipakai sekali saja di masa lalu.

Bentuknya seperti burung di bagian tengah, berdiri, lalu di kiri dan kanan burung diletakkan sumpit untuk pasangan yang menikah tersebut.

Bagaimana kalau dibuat replikanya? Bagi orang Jepang yang memiliki etika sopan santun, tidak akan membuat replika atau tiruan Hashioki tersebut karena itu Hashioki untuk dewa, sangat sakral, tak bisa dipermainkan dengan membuat replika.

Itulah sebabnya Hashioki tersebut hanya ada satu di dunia dan tak akan mungkin direplika atau diduplikat, kecuali oleh orang yang tidak punya sopan santun, tak bisa menghargai kepercayaan orang Jepang, tak bisa menghargai sakralisme dan budaya yang ada di Jepang.

Hashioki yang sakral tersebut disimpan saat ini di sebuah restoran yang punya sejarah 163 tahun saat ini di Kyoto di mana mereka ikut terlibat dalam acara pernikahan keluarga kaisar Jepang dalam penyediaan makanannya di saat perkawinan tersebut.

Sejarah Hashioki
Menarik mengenai Hashioki perlu kita telusuri sejarahnya. Sampai saat ini tidak ada yang tahu pasti kapan Hashioki mulai dibuat atau muncul di Jepang.

Berita Rekomendasi

Namun diperkirakan banyak orang Jepang dimulai sejak adanya kuil agung Jepang Ise Jingu.

Lalu kapan Ise Jingu berdiri? Menurut catatan tradisional Jepang ada yang menuliskan tahun 4 sebelum masehi, tetapi ada pula yang menuliskan tahun 4 setelah masehi. Berarti sekitar 2000 tahun lalu. Begitu lah kira-kira usia Hashioki.

Lalu bentuknya bagaimana Hashioki zaman tersebut?

Bentuknya seperti yang kita lihat di kuil-kuil di Jepang seperti tempat untuk persembahan bagi para dewa-dewa, kecil berdiri dan tempat sumpitnya bulat kecil memanjang agak melengkung. Di lengkungan itulah diletakkan sumpit.

Kemudian mulai zaman Edo atau antara 1603 - 1868, Hashioki mulai semakin populer digunakan oleh masyarakat.

Kalau dulunya pertama masih lebih banyak dipakai untuk upacara keagamaan atau bangsawan, kaisar Jepang saja, namun berubah dipakai oleh kalangan masyarakat mulai zaman Edo.

Oleh karena itu zaman Edo Jepang Hashioki mulai diperdagangkan di mana-mana dan dipakai banyak orang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas