Polisi Malaysia Tolak Ajakan Kerja Sama Korea Utara Selidiki Pembunuhan Kim Jong Nam
Malaysia menolak permintaan Korea Utara supaya diadakan penyelidikan bersama terkait pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Polisi Diraja Malaysia menolak permintaan Korea Utara supaya diadakan penyelidikan bersama terkait pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.
"Tidak, perkara ini urusan dan tanggung jawab kami, bukan mereka," kata Kepala Kepolisian Malaysia, Tan Sri Khalid Abu Bakar dalam konferensi pers di Bukit Aman, Malaysia, Rabu (22/2/2017).
Hal itu disampaikannya untuk menjawab permintaan Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia, Kang Chol, supaya dilakukan penyelidikan bersama atas pembunuhan Kim Jong Nam.
Kang Chol mendesak supaya Korea Utara diikutsertakan dalam penyelidikan kasus pembunuhan seorang warganegaranya setelah menuduh tidak bisa mempercayai hasil penyelidikan Malaysia.
Kerajaan Malaysia menolak tudingan yang dinilai tidak berdasar itu.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak juga sudah menegaskan hal senada dan menyebutkan pernyataan Korea Utara sangat kejam karena tak lagi percaya terhadap Malaysia.
Selasa (21/2/2017), Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kembali mengomentari pernyataan Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia Kang Chol.
Kali ini, ia mengomentari pernyataan Kang Chol soal Korea Utara hilang kepercayaan terhadap Malaysia atas penyelidikan kasus kematian kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kang Chol, Senin (20/2/2017), mengungkapkan kekecewaan Korea Utara atas penanganan kasus kematian Kim Jong Nam, kakak tiri Kim Jong Un.
"Sudah tujuh hari sejak kejadian, tapi masih belum ada juga bukti jelas soal penyebab kematian," kata Kang Chol.
"Untuk saat ini, Korea Utara sudah tak dapat mempercayai lagi proses investigasi dari Kepolisian Malaysia, meski masih belum ada hasilnya," sambungnya.
Pernyataan Kang Chol itu disebut Najib Razak sangat tak beralasan dan kejam. (BERNAMA/CNA/Star Online)