Senjata Pemusnah Massal Habisi Kim Jong Nam
Kim Jong Nam tewas akibat racun tingkat tinggi bernama VX Nerve Agent, yang oleh PBB dikategorikan senjata pemusnah massal.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Polis Diraja Malaysia (PDRM) kembali menyampaikan penjelasan mengejutkan terkait kematian Kim Jong Nam, di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Senin (13/2/2017) lalu.
Kakak tiri penguasa Korea Utara Kim Jong Un itu tewas akibat racun tingkat tinggi bernama VX Nerve Agent, yang oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dikategorikan sebagai senjata pemusnah massal.
"Bahan kimia yang dijadikan barang bukti diidentifikasi sebagai VX Nerve Agent. Racun itu diusapkan ke mata dan wajah korban," ujar Kepala PDRM, Tan Sri Khalid Abu Bakar, ketika ditemui di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Jumat (24/2/2017).
Menurutnya, pemeriksaan terhadap barang bukti dilakukan Pusat Analisa Senjata Kimia, Departemen Kimia, Malaysia.
Khalid menambahkan VX dikategorikan sebagai senjata kimia dalam Konvensi Senjata Kimia 2005 dan Konvensi Senjata Kimia 1997.
"Barang bukti lainnya masih dianalisa," ujar Khalid.
Ia mengaku belum tahu bagaimana barang berbahaya tersebut bisa masuk ke Malaysia.
"Kami masih berupaya mencari tahu. Namun manakala barang itu dalam jumlah kecil, sangat sulit untuk Mendeteksinya," ujar Tan Sri Khalid Abu Bakar.
Ia menambahkan hingga saat ini Kedutaan Besar Korea Utara (Korut) di Malaysia belum merespon permintaan PDRM untuk memeriksa seorang diplomat bernama Hyong Kwan Song (Sekretaris II Kedubes Korea Utara) dan Kim Uk Il (pegawai maskapai penerbangan Korea Utara, Koryo Air).
Sehari sebelumnya, Khalid mengatakan pihaknya akan mengikuti aturan internasional karena Hyong Kwan Song mempunyai kekebalan diplomatik.
Kim Jong Nam tewas dalam perjalanan ke rumah sakit dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, Senin, 13 Februari.
PDRM menangkap dua perempuan, Doan Thi Huong (warga negara Vietnam) dan Siti Asiyah (WNI), serta Ri Ji U (warga negara Korea Utara).
Selain itu polisi juga tengah mengejar empat pria Korea Utara yang telah kabur dari Malaysia.
Penjelasan polisi Malaysia memicu berbagai pertanyaan, di antaranya bagaimana mungkin Doan dan Aisyah tidak ikut jadi korban padahal tangan mereka berlumuran VX Nerve Agent.