Senjata Pemusnah Massal Habisi Kim Jong Nam
Kim Jong Nam tewas akibat racun tingkat tinggi bernama VX Nerve Agent, yang oleh PBB dikategorikan senjata pemusnah massal.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
Baca: Yusril Ihza Mahendra Bela Rizieq Shihab
Menjawab kejanggalan itu Khalid mengatakan satu di antara dua wanita tersangka terkena efek racun.
"Dia muntah," ujar Khalid tanpa menjelaskan nama wanita bersangkutan.
Ia hanya menjelaskan Siti Aisyah yang pertama kali mengusapkan racun ke wajah Kim Jong Nam, baru kemudian Doan Thi Huong.
Situs resmi Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut, kontaminasi VX pada kulit manusia bisa dicegah jika segera dicuci dengan air dan sabun yang banyak.
Korut Membantah
Kedubes Korea Utara di Malaysia lagi-lagi membantah penjelasan Khalid.
"Sampai sekarang kami belum pernah menerima dokumen dari polisi atau Kementerian Luar Negeri Malaysia terkait pemeriksaan terhadap Sekretaris II dan warga negara Korea Utara lainnya," ujar Kim Yu Song, konsul Kedubes Korea Utara.
Dalam jumpa pers dadakan di Kantor Kedubes Korea Utara, Yu Song mengatakan sejumlah media Korea Selatan telah menerbitkan berita bohong yang menyebut pihak Korea Utara telah menerima surat dari polisi Malaysia.
"Itu berita bohong. Kami protes keras terhadap berita itu dan menginginkan koreksi," katanya.
Sikap keras Kedubes Korea Utara terhadap Malaysia memicu demontrasi dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di negeri jiran itu, di antaranya Koalisi Warga Muslim Malaysia (IRIMM), Martabat Jalinan Muhibbah Malaysia, Gerakan Reformis Rakyat Malaysia, Gabungan Ayahanda Selangor dan Amanah Rasa Cekal and Kipidap.
Mereka mengirim petisi berisi protes terhadap Kedubes Korea Utara yang menuduh Kepolisian Malaysia bersekongkol dengan musuh-musuh Korea Utara.
"Kami tak ingin Malaysia dilibatkan dalam kasus ini. Korban meninggal di bandara sehingga menjadi kasus kepolisian. Biarkan polisi melaksanakan tugasnya. Jangan bawa masalah ini kepada pemerintah," ujar Sekretaris Umum IRIMM, Zainol Abidin Ahmad.
Zainol mengakui mereka memang tidak mempunyai janji dengan Dubes Kang Chol untuk menyampaikan petisi tersebut.
"Kalau perlu kami akan memanjat pagar Kedubes," katanya.
Petisi itu akhirnya dimasukkan ke kotak surat Kedubes Korea Utara. (thestar/feb)