Donald Trump Presiden, Anggaran Militer Amerika Naik Berlipat-lipat
anggaran jumbo itu dialokasikan untuk membangun markas di daerah perairan yang tengah mengalami konflik, seperti Selat Hormuz dan Laut China Selatan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana melipatgandakan anggaran di bidang militer. Trump berambisi membangun kekuatan besar militer dalam sejarah AS.
Trump menepati janjinya di bidang sektor pertahanan dengan menaikan anggaran pertahanan. Senin (27/2/2017), Gedung Putih (White House) telah mengirimkan proposal anggaran untuk Departemen Federal yang berisi peningkatan anggaran pertahanan Trump.
Salah seorang pejabat kepada Reuters menjelaskan, permintaan Trump yakni untuk memberikan uang lebih banyak bagi pembuatan kapal dan pesawat militer.
Tak ketinggalan, anggaran jumbo itu dialokasikan untuk membangun markas di daerah perairan yang tengah mengalami konflik, seperti Selat Hormuz dan Laut China Selatan.
Hadirnya markas tersebut diharapkan dapat memperkuat kehadiran AS di perairan utama internasional.
Trump dalam pidatonya dalam acara Conservatif Politic Conference Action (CPAC) yakni sebuah organisasi yang dibentuk untuk mempertahankan kebijakan Trump 'America First' menguraikan rencananya memperkuat militer AS.
Pada pekan lalu, Trump telah berjanji akan membangun kekuatan militer terbesar dalam sejarah Paman Sam. "Paling kuat di dunia," ucap Trump. Mantan pebisnis properti ini menggandakan anggaran untuk pengeluaran militer AS menjadi US$ 600 miliar dari sebelumnya sekitar US$ 50 miliar per tahun.
Anggaran militer sebelumnya berasal dari Departemen Luar Negeri dan bantuan dari luar negeri. Seiring dengan kenaikan bujet militer, Trump justru memangkas anggaran dari departemen lain.
Misal anggaran Departemen Luar Negeri dipotong 30%. Departemen ini dipaksa melakukan restrukturisasi besar dalam beberapa program.
Pangkas anggaran
Kendati begitu, program sosial dipastikan tidak akan dipangkas anggarannya. Menteri Keuangan Steven Mnuchin seperti dikutip Fox News mengatakan, Trump tidak akan memotong anggaran untuk program sosial federal seperti jaminan sosial dan program kesehatan.
Jurubicara Kantor Gedung Putih bagian Manajemen dan Anggaran John Czwartacki enggan menjelaskan usulan bujet militer dari Trump. "Terlalu dini untuk dikomentari. Spesifikasi anggaran akan dipublikasikan pada Maret mendatang," ujar Czwartacki.
Meski proposal anggaran telah dikirim ke departemen,amun Czwartacki mengatakan, prosesnya masih panjang. Sebab, anggaran militer memerlukan persetujuan dari Kongres.
Sejatinya, beberapa pakar militer mempertanyakan keputusan Trump yang menggelontorkan bujet militer AS hingga US$ 600 miliar. Pasalnya, kendati tumbuh positif, ekonomi AS masih berjalan pelan.
Target pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan sekitar 2,4%-4%. Dana Moneter Internasional (IMF) mengerek pertumbuhan ekonomi AS menjadi sebesar 2,3%.
Reporter Mona Tobing