Menhan Sebut Hubungan Militer Indonesia-Australia Sudah Pulih Pascakasus Pelecehan Pancasila
Hubungan militer Indonesia - Australia sudah kembali pulih menurut Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Hubungan militer Indonesia - Australia sudah kembali pulih menurut Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu.
Hubungan tersebut pulih menyusul permintaan maaf dari para petinggi militer Australia kepada petinggi militer Indonesia.
"Itu sudah selesai. Menhan-nya (menteri pertahanan Australia) sudah minta maaf dengan saya. Penglimanya (sudah minta maaf) dengan panglima kita, kepala stafnya (sudah minta maaf) dengan kepala staf kita, selesai," ujar Ryamizard Ryacudu kepada wartawan di Pusdiklat Bela Negara, Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/2/207).
Baca: Pancasila Dihina Oknum Militer Australia, Wiranto: TNI Hanya Hentikan Kerja Sama Program Bahasa
Permohonan maaf yang disampaikan para petinggi militer Australia ke para petinggi militer Indonesia sudah jelas, terkait insiden pelecehan Pancasila dan kedaulatan Indonesia, di markas pasukan elite Angkatan Darat militer Australia.
Oleh karena itu kebijakan penghentian sementara kerjasama militer kedua negara yang diputuskan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah tidak lagi diberlakukan.
Saat ini hubungan militer kedua negara sudah kembali seperti semula.
"Ya dilanjutkan lagilah, mau diapakan lagi. Masa mau musuh-musuhan terus, negara tetangga nggak boleh bermusuhan," kata Ryamizard.
"Selesai, negara tetangga harus begitu, saling memaafkan, jangan tidak memaafkan, tidak bagus," dia menambahkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, penghentian kerjasama militer kedua negara itu dipicu oleh laporan seorang anggota Kopassus TNI AD, yang menemukan materi-materi yang melecehkan Pancasila dan kedaulatan Indonesia, di pusat pelatihan pasukan khusus militer Australia, di Perth.
Anggota TNI itu kemudian melaporkan temuannya itu ke Mabes TNI, hingga akhirnya informasi tersebut sampai ke Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara hubungan militer kedua negara.
Petinggi militer Austarlia kemudian mengambil sikap, dengan cara memproses hukum anggota militer Australia yang terlibat dalam insiden pelecehan tersebut.
Sejumlah petinggi militer Australia juga datang ke Indonesia, untuk menyampaikan permohonan maafnya secara langsung.