Militer AS Bantah Tuduhan Serang Masjid di Suriah
Tuduhan kemudian ditujukan pada AS, yang disebut sebagai pelaku di balik serangan yang menewaskan 42 orang
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Militer AS membantah tuduhan atasnya soal serangan udara yang menyasar sebuah masjid di Suriah, Kamis (17/3/2017).
Kejadian tersebut terjadi menimpa sebuah masjid di desa Al-Jineh, sekitar 30 kilometer sebelah barat Aleppo, Suriah.
Tuduhan kemudian ditujukan pada AS, yang disebut sebagai pelaku di balik serangan yang menewaskan 42 orang itu, yang lalu dibantah.
"Tidak ada masjid yang menjadi target kami," kata juru bicara Pusat Komando AS, Kolonel John J Thomas.
John J Thomas mengatakan AS saat itu hanya menargetkan sebuah bangunan yang dikatakannya menjadi tempat pertemuan militan Al Qaeda.
Bangunan tersebut menurutnya memang terletak dekat sebuah masjid.
"Target serangan kami berhasil dihancurkan. Memang ada sebuah masjid sekitar 15 meter dari bangunan itu, tapi masjid itu masih utuh," klaim John J Thomas.
Namun, John J Thomas mengatakan pihaknya akan menyelidiki untuk mencari tahu apakah ada warga sipil yang terimbas dari serangan tersebut.
Serangan dilakukan oleh sejumlah pesawat perang yang belum diidentifikasi asalnya, saat salat magrib dilaksanakan di masjid tersebut.
Sejumlah saksi mata mengaku sempat mendengar ledakan kuat saat insiden tersebut terjadi, tepat setelah salat selesai dilakukan.
"Sebuah masjid di Aleppo jadi sasarannya, waktu salat maghrib, menewaskan 42 orang, kebanyakan adalah warga sipil," kata Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman.
"Lebih dari 100 orang mengalami cedera," tambah Rami Abdel Rahman, mengatakan masih banyak korban yang terjebak dalam runtuhan masjid itu.
Hingga kini, tim SAR masih berupaya mengevakuasi korban-korban selamat dari reruntuhan masjid yang hancur lebur akibat serangan tersebut. (New York Times/The Guardian)