Ahli Terorisme: Yang Tewas Bukan Bahrumsyah, Tapi Pria Uzbekistan
"Yang tewas itu bukan Bahrumsyah. Menurut ISIS, dia bukan dari Indonesia, tapi dari Uzbekistan,"
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bantahan ISIS soal kabar kematian Bahrumsyah didukung ahli terorisme.
ISIS membantah kabar soal kematian Bahrumsyah atau Abu Muhammad Al Indonesiy di Suriah.
Bahrumsyah dikatakan tewas lantaran mobil berisi bom yang ia kendarai untuk menyerang tentara Suriah tiba-tiba meledak.
Seorang pengamat terorisme dan ekstremis dari Institute of Policy Analysis and Conflict, Sidney Jones meyakini hal yang sama.
"Yang tewas itu bukan Bahrumsyah. Menurut ISIS, dia bukan dari Indonesia, tapi dari Uzbekistan," jelas Sidney Jones, dikutip Asian Correspondent.
Menurut Sidney Jones, terdapat kekeliruan pemberitaan dari laporan yang diterima Al Masdar News, kantor berita Arab yang pertama kali mengabarkan berita kematian itu.
Baca: ISIS Bantah Bahrumsyah Telah Tewas
Dalam pemberitaannya, militan Uzbekistan bernama Abu Muhammad Uzbekistan yang tewas itu keliru disebut sebagai Abu Muhammad Al Indonesiy.
Kantor berita resmi ISIS, Amaq Agency, dikutip Asian Correspondent, Senin (20/3/2017), telah membantah kabar kematian Bahrumsyah di Suriah.
"Berita itu palsu. (Bahrumsyah) masih sehat dan bugar," demikian laporan Amaq Agency.
Padahal, sebelumnya kantor berita itu telah menyatakan Bahrumsyah memang gugur dalam misi serangan bom bunuh diri itu.
Amaq Agency, dikatakan Straits Times, telah mengonfirmasi kematian Bahrumsyah yang sejatinya dianggap berhasil membahayakan musuh.
Bahrumsyah dikenal sebagai komandan ISIS asal Indonesia yang berbasis di Suriah.
Ia menjadi satu dari tiga WNI yang memilik posisi cukup tinggi dalam hierarki kelompok ISIS di Suriah.
Sebagai pimpinan ISIS untuk pejihad Indonesia, Bahrumsyah dianggap memiliki kuasa untuk memerintahkan eksekusi serangan di Indonesia.
Sebelumnya, Bahrumsyah merupakan pemimpin dari kelompok militan Indonesia - Malaysia Katibah Nusantara yang dibentuk 2014 lalu.
Bahrumsyah juga diketahui merupakan mantan anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI) yang menjadi kunci pembentuk kelompok Katibah dan ancaman bagi Asia Tenggara.
Peneliti terorisme Ridlwan Habib pernah mengatakan kepada Tribunnews sekitar 2014 lalu bahwa Bahrumsyah pernah memakai nama Abu Muhammad Al Indonesiy sebagai identitasnya.
Nama Bahrumsyah cukup disorot media asing yang kerap dianggap sebagai ancaman. (Asian Correspondent/Straits Times)