Rusia Kutuk Serangan AS Ke Suriah Sebagai 'Agresi Terhadap Negara Berdaulat'
Presiden Vladimir Putin menilai serangan 59 rudal AS ke pangkalan udara Suriah sebagai "agresi
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM,MOSKOW - Rusia mengutuk serangan rudal Amerika Serikat ke Suriah.
Presiden Vladimir Putin menilai serangan 59 rudal AS ke pangkalan udara Suriah sebagai "agresi terhadap negara berdaulat. Dan itu melanggar hukum internasional."
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan pada Jumat (7/4/2017), bahwa Putin menuding terlalu mengada-ada alasan AS melakukan serangan rudal kendali Tomahawk yang menghantam kawasan pangkalan udara Shayrat, di wilayah tenggara Provinsi Homs.
Serangan AS ini dibawah perintah Presiden Donald Trump ditembakkan dari kapal perang USS Ross dan USS Porter, dua kapal perusak angkatan laut di Timur Mediterania.
Rudal menargetkan pesawat tempur, sistem pertahanan udara dan perlengkapan strategis lainnya milik Suriah di pangkalan udara Shayrat di Homs, Suriah Barat.
Pangkalan udara ini diyakini tempat pesawat yang terlibat dalam serangan kimia Selasa (4/4/2017) lalu, kata Pentagon.
Tujuan serangan itu adalah "untuk menggentarkan rezim (Suriah) sehingga tidak menggunakan senjata kimia lagi."
Dalam pidato yang ditayangkan di televisi, Presiden AS Donald Trump mengklaim pangkalan udara tersebut merupakan tempat serangan senjata kimia berasal.
Rusia berpendapat bahwa, insiden gas beracun yang menewaskan puluhan orang warga sipil ini terjadi karena serangan udara Suriah menghantam gudang teroris yang berisi zat kimia berbahaya.
Peskov mengatakan bahwa Amerika Serikat telah mengabaikan penggunaan senjata kimia oleh pemberontak Suriah.
Dia berpendapat bahwa pemerintah Suriah telah menghancurkan stok senjata kimia yang terkendali di internasional.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan insiden gas beracun yang menewaskan puluhan orang warga sipil ini terjadi karena serangan udara Suriah menghantam gudang teroris yang berisi zat kimia berbahaya.
"Menurut data objektif dari kontrol wilayah udara Rusia, pesawat tempur Suriah menghantam sebuah gudang teroris besar di dekat Khan Sheikhun yang merupakan tempat pembuatan bom dengan zat beracun," bunyi pernyataan lembaga tersebut kemarin.
Menurut Rusia, gudang senjata kimia itu digunakan para pejuang pemberontak di Irak. Kremlin menyebut, penggunaan senjata kimia "oleh teroris berulang kali berhasil dibuktikan oleh sejumlah organisasi internasional dan pemerintahan Haider al-Abadi."
"Informasi ini sudah dapat dibuktikan dan benar-benar objektif," kata kemhan Rusia. (TIME/AP/CNN)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.