Eva Christiane, Perempuan Jerman Perawat Wayang Kulit
Eva Christiane von Reumont, perempuan kelahiran Nordsee, Jerman Utara, yang bersedia menemani dan merawat ribuan wayang kulit
Editor: Sanusi
"Melihat bagaimana wayang di tanah asalnya, dimainkan, rasanya menakjubkan," kenangnya.
Bagaimana seorang dalang, misalnya, memainkan peran sentral dalam sebuah pagelaran, bagi Eva, adalah sebuah kisah yang menancap di benaknya.
"Bisa bersuara ini dan itu, bisa menjelaskan filosofi hidup, dan lain lain dan sebagainya yang cukup kompleks, seorang dalang harus bisa, semua itu menakjubkan," katanya.
Saat ditanyaapakah Eva akan belajar menjadi sinden di masa depan, perempuan Jerman itu tidak menampiknya.
"Saya tidak akan bilang nein (tidak), tapi menjadi seorang sinden tentu sangat sulit,“ akunya.
Baginya, kesatuan yang dibangun antara dalang, sinden, juga penabuh gamelan, dalam pertunjukan wayang kulit, adalah keindahan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Sosok Eva, perempuan Jerman yang memiliki ketertarikan besar terhadap kesenian wayang kulit disambut baik KBRI Bern.
"Selama ini banyak warga asing yang tertarik mempelajari budaya Indonesia, tapi apa yang dilakukan Eva cukup istimewa,“ tutur Sasanti Nordewati, sekretaris pertama KBRI Bern.
Selama ini, imbuh Sasanti, Indonesia lebih terpromosikan melalui keindahan bentang alam dan cita rasa kulinernya.
"Kalau budaya, apalagi wayang kulit, masih jarang,“ tutur Sasanti .
Apa yang dilakukan Eva, masih kata Sasanti, tak hanya mempromosikan keberadaan wayang kulit Indonesia di Eropa.
"Tapi juga membuka jalan kerja sama dua negara, Swiss dan Indonesia,“ imbuh Sasanti.
Baru baru ini, kunjungan kerja kalangan parlemen Indonesia sempat bertukarpikiran tentang wayang kulit dengan Eva. (Krisna Diantha)