Eva Christiane, Perempuan Jerman Perawat Wayang Kulit
Eva Christiane von Reumont, perempuan kelahiran Nordsee, Jerman Utara, yang bersedia menemani dan merawat ribuan wayang kulit
Editor: Sanusi
Dia, antara lain, mengunjungi berbagai museum Eropa yang memiliki koleksi wayang kulit. Sebelas museum di Jerman, antara lain di Bremen, Frankfurt, Dresden, Köln hingga Munich dikunjunginya.
Demikian juga museum-museum di Paris, Antwerp, Vienna, Kopenhagen, Rotterdam, Amsterdam hingga Ceko juga disambanginya.
"Usia wayang-wayang itu, antara puluhan hingga ratusan tahun," katanya.
Ada yang hanya tersimpan di dalam kardus, peti besi, atau dipajang begitu saja.
"Kalau penyimpanan seperti di Indonesia, dengan peti kayu, memang tak ada dilakukan di Eropa,“ papar Eva.
Wayang-wayang itu memang tersimpan rapi, atau terpajang harmonis di mata orang awam Eropa. Namun, bagi Eva, penyimpanan itu tidak sesuai aturan dunia wayang kulit.
"Keine Ordnung, tak ada sistematikanya, asal disimpan begitu saja,“ katanya.
Eva ingin, wayang-wayang kulit itu, tersimpan rapi, teratur dan sesuai sistematika dunia perwayangan. Misalnya, berjajar dari urutan kecil hingga yang besar, juga warna dan sebagainya.
Di Indonesia, imbuh Eva, penataan wayang kulit itu berurutan, dari besar hingga ke kecil. "Figur perempuan juga bersama perempuan. Di sini, tidak ada kronologis itu,“ katamya.
Kekhawatiran lainnya, adalah ringkihnya kondisi wayang-wayang kulit itu.
"Bayangkan, usianya sudah ratusan tahun. Kondisi catnya, kulitnya, tentu perlu penanganan yang benar,“ imbuhnya.
Di museum-museum Eropa itu, memang terdapat banyak ahli restorasi. Namun, Eva tidak yakin mereka memiliki tenaga khusus untuk merawat wayang kulit.
Eva sempat merestorasi sebuah wayang kulit Hanoman, yang usianya sudah ratusan tahun. "Catnya sering rontok, harus hati hati sekali," katanya.
Penjelajahan Eva tak hanya berhenti di Eropa. Dia sempat mengunjungi museum di Taipei, Taiwan. Juga, pada akhirnya, mendarat di Yogjakarta dan Surakarta.