Abe: Jepang Lahir Kembali Tahun 2020 dan Belajar Sampai Dengan SMA Bakalan Gratis
PM Jepang Shinzo Abe dalam sambutannya hari ini menekankan target perubahan UUD Jepang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hari Rabu ini (3/5/2017) adalah Hari Libur, hari Konstitusi Jepang.
PM Jepang Shinzo Abe dalam sambutannya hari ini menekankan target perubahan UUD Jepang tahun 2020 sehingga menyebutkan sebagai Jepang Yang Lahir Kembali di tahun 2020.
"UUD Jepang yang baru akan kita luncurkan tahun 2020. Oleh karena itu saat itu Jepang akan lahir kembali," tekan Abe.
Selain itu Abe juga menekankan setelah 70 tahun berlalu dari UUD Jepang yang lama dengan kebebasan belajar gratis sampai dengan lulus SMP, dalam waktu dekat Jepang akan membuat belajar di SMA bebas (gratis) pula bagi para warga negara Jepang.
Target 2020 dengan UUD yang baru ditekankan Abe pula terutama memberikan kepastian terhadap pasukan beladiri Jepang (SDF) agar identitasnya semakin jelas, tambahnya.
"Olehkarena itu pasal 9 UUD Jepang akan dilakukan penambahan (amandemen) agar peran SDF semakin jelas di dunia," tambahnya.
Survei NHK bulan Maret lalu memperlihatkan yang pro dan kontra terhadap perubahan UUD Jepang tampaknya separuh-separuh.
Namun dari segi hak asasi manusia, 48% (lebih banyak 1%) tampaknya menyatakan warga Jepang melupakan (hak-hak) dirinya untuk membela negaranya, mempertahankan negaranya di tengah dunia internasional.
Oposisi Jepang menghadapi komenbtar Abe hari ini semua menentangnya dan menyatakan sebagai ambisi Abe semata saja upaya menargetkan tahun 2020 sebagai peluncuran UUD Jepang yang baru.
"Kami akan terus menentang hal ini mengenai perubahan UUD Jepang," papar partai demokrat (DPJ) dan partai Komunis Jepang.
Sedangkan rekanan partai liberal (LDP) yaitu Komeito menyatakan bahwa rencana perubahan tersebut harus didiskusikan dengan mendalam agar mendapat dukungan sebanyak mungkin dari masyarakat.