Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Didiagnosa Kanker Stadium Akhir, Wanita ini Bikin Keputusan Mengejutkan, Keluarganya Syok

Divonis kanker stadium akhir, seorang wanita asal London, Inggris, membuat keputusan mengejutkan.

Penulis: Rendy Sadikin
zoom-in Didiagnosa Kanker Stadium Akhir, Wanita ini Bikin Keputusan Mengejutkan, Keluarganya Syok
Mirror
Annabel 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Divonis kanker stadium akhir, seorang wanita asal London, Inggris, membuat keputusan mengejutkan.

Seperti dilansir MIRROR, Senin (15/5/2017), wanita bernama Annabel Nnochiri (56) tersebut membuat keputusan sulit terkait bagaimana dia akan menghabiskan sisa hidupnya.

Menyadari peluang hidupnya sangat kecil, Annabel memutuskan untuk meninggalkan kehidupan lamanya.

Nah, bagi Annabel hal itu berarti dirinya harus meninggalkan suami yang menemaninya selama 28 tahun belakangan ini.

Kali pertama yang dilakukan oleh Annabel adalah meminta izin kepada kedua anaknya untuk berpisah alias bercerai dengan suaminya.

"Saya membuat daftar permintaan terakhir, dan hal pertama yang saya ingin lakukan adalah meninggalkan suaminya. Saya ingin menjalani kehidupan yang lebih baik, namun saya merasa terbelenggu dan ingin bebas," ujar Annabel seperti dilansir MIRROR.

Annabel mengatakan tidak bisa menjalani sisa hidupnya ini hanya dengan menjadi ibu rumah tangga.

Berita Rekomendasi

"Saya tidak bisa menghabiskan sisa hidup ini dengan menjadi ibu rumah tangga," tutur Annabel.

annabel-2
Annabel

Meski syok, kedua anaknya mendukung keinginan Annabel dan merasa ibunya bisa lebih bahagia jika melakukan apa yang dia inginkan.

"Saya bertanya kepada kedua anak saya, mereka setuju bahwa saya akan lebih bahagia jika saya melakukan apa yang saya inginkan," kata Annabel.

Selama 6 bulan belakangan, Annabel merencanakan hidup barunya tersebut.

Bahkan, sang suami tidak mengetahui bahwa Annabel menggunakan uang warisan untuk membeli sebuah apartemen untuk mewujudkan keinginannya itu.

Annabel berjuang melawan keganasan kanker payudara pada 2010.

Namun dua tahun kemudian, tepatnya Januari 2012, Annabel merasa terpukul lantaran kedua orangtuanya tewas dalam kecelakaan mobil.

Pada Maret 2012, Annabel merasakan sakit di pergelangan kakinya dan pada Juni, dia merasa tidak tahan dengan rasa sakit itu.

Ternyata, dokter mendiagnosa ada tumor di panggulnya, dan umur Annabel diprediksi hanya tinggal 2,5 tahun lagi.

"Kanker payudara telah bermetastasis ke tulang saya. Aku sudah lama berbicara dengan orang lain tentang mengakhiri pernikahanku," ujar Annabel.

"Ketika saya didiagnosa kanker stadium akhir dan umur saya diprediksi tinggal 2,5 tahun lagi, saya tidak ingin berada di rumah ini. Saya ogah memaksa untuk makan malam, saya ingin bebas!" kata Annabel.

Annabel pun sempat berbincang dengan anaknya yang laki-laki berusia 19 tahun dan perempuan berusia 16 tahun.

"Awalnya saya menceritakan kepada mereka tentang keinginan saya. Jika mereka tidak mengizinkan, saya tidak akan melakukannya. Namun, di luar dugaan, anak-anak saya malah mengizinkan dan mengatakan bahwa saya lebih bahagia bila pergi dari rumah," tutur Annabel.

“Saya merencanakan sejak 6 bulan lalu, dan membeli apartemen tanpa bilang ke suami saya. Saat saya bilang ke suami saya, dia bilang ini hanya sebuah fase dan saya akan kembali ke dia," ujar Annabel.

Tapi, Annabel tidak kembali.

Dia dan mantan kekasihnya yang bertemu saat kuliah, kini menjalani hubungan yang sangat baik.

"Saya tidak meninggalkan dia untuk pergi dengan laki-laki lain, tapi saya menjalani cinta yang bahagia sejak saat itu. Dan, suami saya pun telah menemukan tambatan hatinya yang lain, dan dia bahagia juga," ujar Annabel.

Sejak berpisah dengan suaminya, Annabel yang berprofesi sebagai guru seni menjalani kehidupan yang dia inginkan.

Dia melukis, mengambil kursus tari salsa dan traveling ke berbagai tempat.

"Tadinya saya ketakutan, bimbang dengan tanggapan orang terhadap saya. Namun, kini saya cuek dengan kanker yang ada di tubuh saya. Anak-anak saya pun jauh lebih bahagia dan mereka dekat dengan saya," ujar Annabel.

Tak cuma itu, Annabel pun membantu orang-orang pengidap kanker yang memiliki nasib serupa dengannya.

"Saya membantu orang lain yang mengidap kanker. Saat saya di rumah sakit, saya selalu menyemangati orang yang gugup karena kanker yang diidapnya," tutur Annabel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas