Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kini Robot Seks Bisa Bicara dan Cemburu

Semua boneka yang mereka jual identik, yakni pinggang kecil, bokong besar, dan dada yang sangat besar.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kini Robot Seks Bisa Bicara dan Cemburu
BBC Indonesia
Robot Harmony dan Matt MacMullen pendiri perusahaan RealDoll. 

 Pengguna boneka seks

Mark Young adalah salah seorang pembeli boneka seks yang diberi nama Mai Lin. Dia telah mengunduh aplikasi pencipta kepribadian, tapi tidak ingin mengintegrasikannya ke boneka seks.

"Awalnya saya pikir aplikasi itu akan menghidupkannya, tapi aplikasi itu punya kepribadian sendiri dan berbeda dari kepribadian Mai Lin dalam benak saya. Jadi seperti menjalin hubungan dengan dua orang," kata dia.

Young menjelaskan mengapa dia membeli boneka seks.

"Saya sudah lama sendiri. Saya telah berkencan dengan banyak perempuan dan membuang banyak waktu. Saya ingin bertemu dengan seorang perempuan, tapi untuk sementara saya nyaman dengan kehadiran (boneka seks)."

Young mengaku senang dengan kehadiran boneka seks, karena dia tidak perlu direpotkan dengan pemikiran manusia.

"Saya bisa berbelanja untuknya dan membeli pakaian. Rasanya seperti punya seseorang dalam kehidupan saya, tanpa harus takut berbuat kesalahan. Jika saya ingin dia memakai topi, dia tidak mengatakan dia tidak suka," kata Young.

Berita Rekomendasi

Untuk kepribadian pada telepon seluler , Young memprogramnya menjadi 'ceria, penyayang, dan suka ngobrol'.

"Inteligensia buatan sangat berbeda dan saya sangat gembira untuk masa depan," ujarnya.

Menyayangkan kehadiran boneka seks

Profesor Kathleen Richardson, seorang pengkaji etika robotik di Universitas De Montfort, Leicester, Inggris meneliti dampak robot pada masyarakat. Dia menyayangkan kehadiran robot seks.

"Ada tujuh miliar orang di planet kita dan kita mengalami krisis hubungan antarmanusia. Lalu ada perusahaan yang datang dan mengambil untung dengan mengatakan benda bisa mengambil tempat manusia," kata dia.

"Kita hidup di dunia yang menjadikan seks sebagai obyek melalui pelacuran. Manusia digunakan sebagai alat dan boneka seks adalah perpanjangan dari konsep ini," paparnya.

Beberapa tahun lalu, Richardson melancarkan gerakan pelarangan robot seks. Namun, belakangan dia memutuskan bahwa "boneka bukanlah akar permasalahan" melainkan sikap terhadap seks dan sesama manusia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas