Pembuat Film Anime Terkenal Jepang Hayao Miyazaki Tak Jadi Pensiun Malah Bikin Film Baru
Sejak tahun 2003 produser film anime paling terkenal di Jepang, Hayao Miyazaki (76) mengungkapkan mengundurkan diri.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak tahun 2003 produser film anime paling terkenal di Jepang, Hayao Miyazaki (76) mengungkapkan mengundurkan diri. Namun pengunduran dirinya itu tak juga terlaksana.
Jumat (19/5/2017) kemarin Miyazaki mengumumkan tak jadi pensiun dan akan membuat film anime baru yang panjang.
"Kami akan membuat film anime panjang yang serius dan mencari tenaga-tenaga muda yang bisa bergabung dengan kami untuk film baru ini," ungkap Miyazaki melalui Studio Gibli kemarin.
Miyazaki terkenal dengan film animenya seperti Tonarino Totoro (Tetangga Totoro), Sen to chihiro no kami kakushi (Jiwa Melayang) dan sebagainya.
Berharap dalam lima atau enam tahun ke depan ini film anime panjang baru Miyazaki dapat dibuat dan dapat kembali memuaskan para penggemar anime dunia.
Studio Ghibli, menyatakan isi film tersebut belum bisa diungkapkan dan waktu untuk mengungkapkannya juga belum ditentukan lebih lanjut.
Lalu mengapa Miyazaki membuat lagi film barunya?
Menurutnya, karena dia mendapatkan ide baru karya baru yang bisa dibuatnya, menarik diperkenalkan lebih lanjut kepada masyarakat.
Menjadi tugas selanjutnya adalah mengumpulkan uang sebanyak mungkin agar dapat membuat film anime yang terbaik dan terbarunya tersebut.
Seniman dunia anime dan manga ini suka pada pesawat terbang serta yang terkait angin atau "unsur kecepatan", lahir di Tokyo, Jepang, 5 Januari 1941.
Tahun 1963 Miyazaki lulus dari Universitas Gakushuin dengan gelar dalam bidang ilmu politik dan ekonomi.
Pada April 1963, ia menjadi seniman dengan tema menggambar adegan-adegan antara dua adegan penting atau keyframe bagi anime Wanwan Chushingura di Toei.
Pada tahun 1965 ia menikahi Akemi Ota, yang juga seorang animator, dan memiliki dua anak, Goro (juga kemudian menjadi animator di Ghibli) dan Keisuke.
Miyazaki diangkat menjadi animator kepala, seniman konsep, dan perancang adegan bagi film Hols, Prince of the Sun (1968), salah satu karya penting Isao Takahata, yang terus menjadi kolaborator Miyazaki sepanjang tiga dekade selanjutnya.
Setelah berperan penting dalam beberapa film animasi Toei berikutnya, pada tahun 1971 ia bergabung dengan A Pro, di mana ia menjadi salah seorang sutradara enam episode pertama seri Lupin III dengan Takahata.
Film pertama Miyazaki sebagai sutradara adalah The Castle of Cagliostro (1979), sebuah film petualangan Lupin III.
Film Miyazaki selanjutnya, Nausicaa of the Valley of the Wind (Kaze no Tani no Naushika, 1984), adalah sebuah film petualangan yang memperkenalkan berbagai tema yang akan hadir kembali pada film-filmnya yang berikutnya: kekhawatiran terhadap ekologi, ketertarikan kepada pesawat terbang, dan penokohan-penokohan yang bermoral ambigu, khususnya di antara tokoh-tokoh musuh.
Ini adalah film pertama yang ditulis dan disutradarai Miyazaki, hasil adaptasi dari manga yang juga ia karang.
Setelah kesuksesan Nausicaa of the Valley of the Wind, Miyazaki mendirikan Studio Ghibli dengan Takahata, dan memproduksi hampir seluruh karyanya setelah itu melalui Ghibli.
Antara film-film animasi tersukses Miyazaki adalah Princess Mononoke (1999) yang melambungkan namanya di dunia Barat dan Spirited Away (2001) film tersukses di Jepang dalam sejarah.
Film-film karyanya banyak menggunakan tema hubungan manusia dengan alam dan teknologi, serta sulitnya menjaga etika perdamaian.
Protagonis dalam film-filmnya seringkali adalah perempuan atau wanita muda yang berpendirian kuat dan mandiri; musuhnya, di lain pihak, umumnya adalah tokoh yang ambigu dari sisi moral serta mempunyai sifat-sifat yang baik pula.
Beberapa tokoh yang memiliki pengaruh pada karya Miyazaki termasuk Ursula K Le Guin, Lewis Carroll, Diana Wynne Jones dan Jean Giraud (Moebius).
Pada tahun 2005, Miyazaki dianugerahi gelar Penghargaan Kehormatan Seumur Hidup pada Festival Film Venesia, yang awalnya sungkan untuk menerima penghargaan tersebut.