Pemerintah China Tutup 60 Situs Gosip Selebriti Teropuler
"Situs web harus membuat langkah-langkah efektif untuk memeriksa skandal seks masalah pribadi selebriti," ujar pos tersebut.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Otoritas dunia maya di China memerintahkan perusahaan internet menutup 60 akun media gosip selebritis terpopuler.
Operator situs dari beberapa perusahaan internet terbesar di China, termasuk Tencent dan Baidu juga telah diberitahu.
Menurut The Cyberspace Administration of China, mereka harus akan mengambil tindakan tegas untuk mengendalikan akun pengguna yang fokus pada gosip selebriti.
"Situs web harus membuat langkah-langkah efektif untuk memeriksa skandal seks masalah pribadi selebriti," ujar pos tersebut.
Namun China menghargai atas hasil belanja dan hiburan selebriti yang cukup menakjubkan.
The Cyberspace Administration meminta pengelola situs harus secara aktif menyebarkan nilai sosialis dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk membangun opini publik.
Presiden China Xi Jinping telah mengawasi serangkaian tindakan untuk menekan media online independen. Langkah tersebut juga sambil menegaskan bahwa Partai Komunis yang saat ini berkuasa memang tengah membatasi media online.
The Cyberspace Administration of China pada Mei 2017 lalu juga telah mengeluarkan peraturan untuk portal berita online dan penyedia jaringan. Badan ini membatasi konten dan mewajibkan semua layanan dikelola oleh staf redaksi.
Di China, blog dan situs secara teratur menghasilkan laporan informasi skandal tentang kehidupan selebriti. The Cyberspace Administration mengingatkan ke perusahaan internet bahwa ada undang-undang keamanan siber.
Aturan tersebut baru mulai berlaku pada 1 Juni. Karena itu, perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengendalikan situs web sehingga tidak merugikan reputasi dan menjaga privasi individu.
Aturan tersebut juga meminta agar perusahaan mengumpulkan dan mencatat data di situs atau akun yang melanggar undang-undang keamanan siber. Perusahaan juga harus melaporkan kepada pihak berwenang.
Hasilnya, sebanyak 60 akun diperintahkan untuk ditutup meskipun masih banyak duplikat dijalankan oleh individu atau kelompok sama.
Penggemar situs bereaksi marah di media sosial. Mereka menuduh Pemerintah China gagal memahami anak muda.
"Sekarang selebritas bisa tanpa malu-malu menjalankan bisnis curang mereka," ujar seorang pemilik akun Weibo.
Reporter: Avanty Nurdiana