Survei Terbaru: 60 Persen Orang Australia Tak Suka Donald Trump, Takut Ancaman Militer China
Tingkat kepercayaan orang Australia pada Amerika Serikat menurun setengah sejak 2011 dan 60 persen warga tidak menyukai Presiden Donald Trump.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Tingkat kepercayaan orang Australia pada Amerika Serikat menurun setengah sejak 2011 dan 60 persen warga tidak menyukai Presiden Donald Trump, tapi sebagian besar mereka menganggap aliansi masih penting.
Hasil polling Lowy Institute tahun 2017 yang dirilis hari Rabu (21/6/2017) menunjukkan dukungan untuk kelanjutan hubungan kedua negara didorong oleh kekhawatiran yang berkembang tentang ancaman militer China.
Alex Oliver, direktur polling Lowy Institute mengatakan meski kepercayaan kepada Amerika Serikat (AS) terkikis, orang Australia percaya aliansi "telah bermanfaat untuk kita" dan dapat membentengi dari ancaman di masa depan.
"Kita telah secara terus-menerus melihat China sebagai ancaman militer potensial, dan saya pikir orang Australia melihat aliansi itu sebagai polis asuransi menghadapi ancaman potensial di wilayah kita, termasuk yang sangat mungkin dari China," kata Oliver.
Baca: Presiden AS Donald Trump Punya Utang Sebesar Rp 4 Triliun
Hampir setengah dari 1.200 orang yang disurvei mengatakan sepertinya "China akan menjadi ancaman militer bagi Australia pada 20 tahun mendatang", tapi lebih jauh lagi - 79 persen - melihat negara itu sebagai mitra dagang penting.
"Fakta bahwa orang Australia relatif optimistis secara ekonomi, dimana kita masih melihat globalisasi secara baik dan perdagangan bebas secara baik, terutama karena kita telah punya perjanjian yang sangat menguntungkan dengan China, yang telah menopang kinerja perekonomian kita di dunia," kata Oliver.
"Keseimbangan itu secara jelas muncul didukung oleh hubungan ekonomi, jadi ancaman militer harus ditekan sangat sangat jauh agar kita tidak menempatkan hubungan ekonomi dalam bahaya."
Polling itu menunjukkan AS dan China berkaitan ketika responden ditanya hubungan mana yang lebih penting, dimana orang muda memilih China sementara orang Australia yang lebih tua lebih memilih Amerika Serikat.