Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Militan Abu Sayyaf di Filipina Penggal Kepala Tujuh Penebang Kayu

Militan ISIS di Filipina memancung tujuh penebang lokal yang diculik pada Minggu (30/7/2017) di Selatan Filipina.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Militan Abu Sayyaf di Filipina Penggal Kepala Tujuh Penebang Kayu
AFP
Pasukan Filipina menyusuri Pulau Basilan. 

TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Militan ISIS di Filipina memancung tujuh penebang lokal yang diculik pada Minggu (30/7/2017) di Selatan Filipina.

Mayat-mayat para penebang ditemukan pada Minggu (30/7/2017) di sebuah desa pegunungan di Pulau Basilan.

Demikian Kepala Polisi setempat John Cundo kepada AFP, Senin (31/7/2017).

Cundo menuding kelompok Abu Sayyaf ada dibalik pembunuhan yang berawal dari penculikan yang biasanya disertai tebusan.

"Kelompok Abu Sayyaf dibawah pemimpin Senior Furuji Indama menculik dan membunuh para penebang atasm kepentingan bisnis lokal daripada untuk kegiatan khas tebusan," kata Cundo.

"Ini adalah suatu tindakan balas dendam oleh Indama yang mungkin telah menyalahkan penghancuran perkebunan karetnya. Para penculik tidak menuntut tebusan tetapi segera memenggal kepala para penebang,"kata Cundo.


Abu Sayyaf adalah jaringan militan yang dibentuk pada tahun 1990-an dengan jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden.

Satu faksi Abu Sayyaf yakni Basilan telah berjanji setia kepada kelompok ISIS, dengan anggota militan yang telah menduduki Kota Marawi, sejak Mei.

Berita Rekomendasi

Para militan bertahan melawan hantaman operasi militer Filipina yang didukung Amerika Serikat di Marawi.

Pertempuran antara militer dengan militan Maute itu telah merenggut 650 jiwa dan pengungsi hampir 400.000 orang.

Presiden Rodrigo Duterte telah mengeluarkan hukum daerah militer di Selatan Filipina, termasuk Basilan, untuk menumpas ancaman militan.

Abu Sayyaf, disalahkan atas berbagai serangan teror terburuk dalam sejarah Filipina, yang sangat dikenal dengan kekejamannya yakni memenggal kepala para sandera kecuali membayar uang tebusan.

Para militan memenggal dua sandera Kanada tahun lalu dan tawanan Jerman di bulan Februari, setelah permintaan tebusan tidak dibayarkan.

Militan Abu Sayyaf memegang lebih dari 20 sandera, termasuk beberapa orang asing.

Basilan dan Pulau Selatan Sulu menjadi pusat kekuasaan mereka. (AFP/CNA).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas