Banjir Bandang Sierra Leone Picu Longsor, 312 Orang Tewas
"Saya menghitung sudah ada lebih dari 300 jenazah yang kami terima dan itu terus bertambah,"
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, FREETOWN - Sebanyak 312 orang tewas dalam bencana longsor yang dipicu banjir bandang di Sierra Leone, Senin (14/8/2017).
Lereng daerah pegunungan Regent, Freetown, Sierra Leone, roboh setelah berjam-jam dihujam hujan deras pada pagi hari waktu setempat.
Akibatnya, lebih dari 300 orang dinyatakan meninggal dunia dan sekitar dua ribu orang kehilangan tempat tinggalnya.
Baca: Kakek 76 Tahun Menangkan Kontes Ketampanan di Brasil, Seperti Ini Tampangnya
Kamar-kamar jenazah di Freetown telah kelimpungan menampung jenazah-jenazah yang ditemukan di balik tumpukan puing dan lumpur.
"Saya menghitung sudah ada lebih dari 300 jenazah yang kami terima dan itu terus bertambah," ucap seorang pengurus kamar jenazah Rumah Sakit Connaught Freetown, Mohammed Sinneh.
Dikatakan banjir bandang mempersulit proses evakuasi jenazah dan pencarian korban yang membuat korban tewas terus bertambah.
Hingga kini banyak keluarga korban yang masih berupaya menggali timbunan longsor itu untuk mencari anggota keluarga mereka.
"Kemungkinan masih ada ratusan jiwa yang masih belum ditemukan di balik timbunan longsor," ucap Wakil Presiden Sierra Leone, Victor Foh.
Foh menegaskan bahwa pemerintah sedang berjuang untuk mengevakuasi lebih banyak lagi warga yang terdampak dari lokasi bencana itu.
Juru bicara Federasi Palang Merah Internasional Patrick Massaquoi mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas terakhir adalah 312 orang.
Namun, dikatakan kemungkinan besar jumlah tersebut akan terus bertambah, sembari timnya masih terus memantau pencarian korban di lokasi.
Kamar-kamar jenazah yang sudah dipadati jasad-jasad korban tewas membuat otoritas setempat berpikir keras untuk mencarikan tempat lain di mana jenazah lainnya bisa dibaringkan.