Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentara Myanmar Tembaki Kaum Rohingya Membabi-buta, Anak-Anak dan Balita Tewas Bergelimpangan

Tentara Myanmar dituding telah melakukan pembantaian di wilayah Rakhine dengan menembaki warga secara membabi buta.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tentara Myanmar Tembaki Kaum Rohingya Membabi-buta, Anak-Anak dan Balita Tewas Bergelimpangan
KBR/Bismillah Geelani
Menurut PBB, Rohingya adalah minoritas paling teraniaya di dunia. 

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Pembantaian terhadap umat muslim di Rohingya oleh Tentara Myanmar kni semakin menjadi.

Tentara Myanmar dituding telah melakukan pembantaian di wilayah Rakhine dengan menembaki warga secara membabi buta.

Tak hanya itu, mereka juga melakukan pembakaran kepada rumah dan tempat ibadah.

Dikutip dari Al Jazeera, pihak berwenang di Myanmar mengatakan bahwa hampir 100 orang telah terbunuh sejak Jumat ketika orang-orang bersenjata, yang dilaporkan berasal dari Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), melancarkan serangan pra-fajar di pos terdepan polisi di wilayah yang bergolak.

Tentara telah mengumumkan perang melawan "terorisme", mengepung kota Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung, yang menampung sekitar 800.000 orang, dan memberlakukan jam malam dari pukul 18.00 sampai 6.00.

Namun nahas, tudingan yang dilancarkan tentara Myanmar itu justru malah menewaskan umat muslim minoritas Rohingya sedikitnya 800 orang.

Itu termasuk perempuan dan anak-anak.

Berita Rekomendasi

Namun jumlah tersebut belum bisa diverifikasi.

Aziz Khan, seorang penduduk Maungdaw, mengatakan bahwa tentara tersebut menyerang desanya pada hari Jumat pagi dan mulai menembaki secara membabi buta ke mobil dan rumah orang-orang.

"Pasukan pemerintah dan polisi penjaga perbatasan membunuh setidaknya 11 orang di desaku. Ketika mereka tiba, mereka mulai menembaki segala sesuatu yang bergerak. Beberapa tentara kemudian melakukan serangan pembakaran," ungkapnya.

"Perempuan dan anak-anak juga termasuk di antara korban tewas. Bahkan bayi pun ikut jadi korban," ungkapnya.

Ro Nay San Lwin, seorang aktivis Rohingya dan blogger yang berbasis di Eropa, mengatakan ada sekitar 5.000 - 10.000 orang diusir dari rumah mereka oleh serangan baru-baru ini.

Dengan menggunakan jaringan aktivis di lapangan untuk mendokumentasikan konflik tersebut, San Lwin mengatakan bahwa masjid dan madrasah telah dibakar habis, dengan ribuan muslim terdampar tanpa makanan dan tempat berlindung.

"Paman saya sendiri terpaksa melarikan diri dari pemerintah dan militer," katanya kepada Al Jazeera.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas