Zahira Diperkosa 5 Tentara Selama 14 Hari, Alat Vitalnya Rusak
Zahira akhirnya lolos dari tempat mengerikan itu setelah dia berkali-kali kehilangan kesadaran. Diapun dikirim ke rumah sakit.
Editor: Johnson Simanjuntak
Penghuni penjara lain menceritakan bagaimana dia terus dihantui oleh teriakan sesama tahanan lain ketika mereka dipenjara.
Juga terus terbayang-bayang di otaknya mayat tahanan wanita lain yang tewas dan ditarik keluar ke koridor penjara begitu saja.
Tetesan darah yang tersebar di mana-mana di lantai sel meninggalkan memori yang pahit baginya.
Adapun penghuni lain mengungkapkan mimpi buruk bagaimana dia harus mendekam di penjara yang gelap gulita selama 6 hari dengan mayat-mayat tahanan lain yang telah tewas dan mulai membusuk.
Tiga wanita ini berani menceritakan pengalaman mengerikan mereka walau mereka tahu mereka telah dipermalukan.
Mereka bersama banyak tahanan wanita lain harus menderita malu seumur hidup di depan keluarga dan teman-teman karena stigma yang selalu melekat ke korban pemerkosaan. Tiga wanita ini tidak ingin diam begitu saja.
Mereka berharap pengakuan mereka akan membuka mata dunia internasional mengenai brutalnya rezim Assad.
Mereka berharap pelaku-pelaku kejahatan kemanusiaan itu dapat diseret ke pengadilan atas perbuatan yang tidak berprikemanusiaan itu. Namun tidaklah mudah untuk menyeret oknum-oknum tersebut.
Carla del Ponte, jaksa ternama dalam hal kejahatan perang, baru saja mengundurkan diri dari posisinya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dia meninggalkan posisinya karena dia percaya komisi yang dibentuk untuk menginvestigasi kejahatan perang di perang Suriah itu tidak punya kekuatan apapun.
“Saya menyerah. Anggota Dewan Keamanan PBB tidak peduli dengan keadilan” ucapnya.
Del Ponte mengatakan DK PBB seharusnya membentuk mahkamah perang seperti di kasus perang Rwanda dan Yugoslavia.
Upaya itu tidak pernah terwujud karena Rusia, sekutu dekat Assad selalu menveto rencana itu.
Puluhan ribu tewas di penjara