20 Ribuan Warga Rohingya Tertahan di Perbatasan Bangladesh
Mereka termasuk ribuan warga yang putus asa dan terdampar, saat mencoba menyeberangi perbatasan menuju Banglades.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-bangsa ( PBB) mengungkapkan, lebih dari 27.000 warga Muslim Rohingya telah melarikan diri dari kekerasan yang terjadi di Myanmar.
Mereka termasuk ribuan warga yang putus asa dan terdampar, saat mencoba menyeberangi perbatasan menuju Banglades.
Disebutkan, tak kurang dari 20.000 warga Rohingya tertahan di sepanjang perbatasan Banglades.
Dalam pernyataan PBB yang dikutip AFP, Kamis malam (31/8/2017) disebutkan, para pengungsi itu tak diijinkan untuk masuk oleh otoritas Banglades.
Desas-desus tentang pembantaian dan pembakaran desa secara sistematis oleh pasukan keamanan Myanmar, semakin memperkuat ketegangan.
Kabar itu pun menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan komunal tidak lagi bisa terkendali.
Ribuan orang itu terus berupaya mencapai Banglades, sebagian besar telah dibawa ke kapal darurat, dan menyeberangi Sungai Naf yang memisahkan kedua negara.
Ada 16 mayat ditemukan di tepi sungai di Banglades pada hari Jumat. Jumlah tersebut menambah panjang daftar korban menjadi 39 orang.
"Mereka ditemukan mengambang di sungai," kata Mainuddin Khan, Kepala Polisi di Kota Teknaf yang berada di perbatasan.
Gejolak di Myanmar berawal pada Jumat pekan lalu.
Saat itu, kelompok gerilyawan Rohingya mengepung pos polisi terpencil, dan menewaskan 11 petugas. Mereka juga membakar desa di sekitarnya.
Sebagai pembalasan, pasukan keamanan Myanmar meluncurkan operasi pembersihan untuk menyapu para gerilyawan. Ketegangan pun pecah dan memuncak hingga hari ini.
Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: PBB: Sudah 27.000 Warga Muslim Rohingya Lari dari Myanmar