Setelah Bertahan 14 Tahun di Tengah Jalan, Rumah Berisi 7 Keluarga Akhirnya Digusur
Setelah 14 tahun tinggal di 'tengah jalan', Zhang Xinguo akhirnya sepakat dengan pemerintah Shanghai, China, untuk pindah dari rumahnya.
TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI - Setelah 14 tahun tinggal di 'tengah jalan', Zhang Xinguo akhirnya sepakat dengan pemerintah Shanghai, Tiongkok, untuk pindah dari rumahnya.
Pada 2003, keluarga Zhang menerima surat pemberitahuan dari pemerintah daerah setempat, yang meminta kepadanya untuk pindah. Pasalnya, pemerintah berencana membangun proyek jalan di sekitar distrik itu.
Baca: Kemenkes Diminta Telusuri Kasus Ibu Gendong Jenazah Bayi dengan Menaiki Angkot
Pada saat itu, keluarga Zhang yang telah menempati rumah tersebut selama 40 tahun, tinggal dengan tujuh keluarga yang tinggal di dalam rumah berlantai tiga itu.
"Saat itu, dengan sebuah keluarga besar, kami meminta enam apartemen sebagai imbalan. Namun, pemerintah hanya dapat menjanjikan empat," kata Zhang kepada Xinhua News Agency seperti dikutip dari China Global Television Network (CGTN).
Kesepakatan pun gagal dicapai. Zhang dan keluarganya akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di sana. Kendati demikian, proyek yang telah ditetapkan, tidak bisa berhenti.
Pemerintah akhirnya melanjutkan pembangunan meski mendapat perlawanan dari keluarga Zhang.
Baca: Diiringi Lagu Gemu Fa Mi Re, Jokowi-Iriana Joget Bareng Guru PAUD
Pada tahun 2011, rumah Zhang menjadi satu-satunya bangunan yang tersisa di distrik tersebut. Rumah itu tetap berdiri di tengah kepadatan arus lalu lintas, sehingga menyebabkan jalan yang semestinya empat jalur, terbagi menjadi dua.
Kendati kesepakatan gagal, pemerintah daerah setempat tetap menjamin hak keluarga Zhang, baik itu keamanan, listrik maupun air.
Namun dampaknya, Zhang dan keluarganya harus merasakan kebisingan arus lalu lintas yang luar biasa. Tak hanya itu, mereka terpaksa harus menyaksikan kecelakaan lalu lintas, yang sebagian disebabkan oleh tata letak jalan yang rumit, sehingga harus mendapatkan navigasi.
Hingga pada tahun 2016, saat pemerintah daerah setempat mendirikan kantor pemukiman, mereka mengirimkan petugas guna mengetahui kondisi keluarga Zhang. Proses negosiasi pun dimulai kembali.
"Mereka (petugas) menghabiskan waktu untuk berbicara dengan kami dan benar-benar memahami kondisi kami," ucap Zhang.
"Kami akhirnya tergerak oleh kesabaran mereka dan akhirnya sepakat untuk pindah," lanjut dia.
Dalam kesepakatan akhir yang dibuat, Zhang dan keluarganya menerima empat apartemen dan kompensasi uang senilai 2,3 juta yuan atau setara Rp 4,6 miliar. (Kompas.com/Dani Prabowo)