Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gelar Miss Myanmar Dicabut Lantaran Tuduh Militan Rohingya Biang Konflik Rakhine

Miss Grand Myanmar Shwe Eain Si (19) mengunggah sebuah video di Facebook bulan lalu yang kemudian menjadi kontroversial.

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Gelar Miss Myanmar Dicabut Lantaran Tuduh Militan Rohingya Biang Konflik Rakhine
Independent/Facebook/shweedwards
Shwe Eain Si 

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Seorang perempuan Myanmar dicabut gelar ratu kecantikannya lantaran menuduh kelompok militan Rohingya sebagai biang konflik di Rakhine, Myanmar.

Miss Grand Myanmar Shwe Eain Si (19) mengunggah sebuah video di Facebook bulan lalu yang kemudian menjadi kontroversial.

Dalam videonya Shwe mengatakan bahwa kelompok militan pembela Rohingya (ARSA) telah melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil di Rakhine.

Menurut Shwe, ARSA justru biang aksi teror dan kekerasan di sana.

Baca: Cuitan SBY, Ingin TNI-Polri Kompak

Atas kericuhan yang disebabkan oleh video tersebut, pihak penyelenggara kontes kecantikan Miss Grand Myanmar kemudian mengambil sikap.

Hello Madam Media Group, Minggu (1/10/2017), mengumumkan bahwa pihaknya telah mencabut gelar Miss Grand Myanmar dari Shwe.

Berita Rekomendasi

Pihak penyelenggara mengatakan bahwa Shwe telah melanggar kontrak melalui unggahan videonya yang "tak pantas untuk dikeluarkan oleh seorang kontestan ratu kecantikan".

Selain itu, ditekankan pula bahwa Hello Madam Media Group tidak terkait dengan pernyataan dan video yang diunggah Shwe tersebut.

Baca: Koordinasi dengan FBI, KPK Cari Bukti e-KTP ke Amerika Serikat‎

Pernyataan pihak penyelenggara kemudian dibantah oleh Shwe, Rabu (4/10/2017), yang berpendapat bahwa apa yang dilakukannya tidak menjadikan dirinya sebagai seorang kontestan yang gagal.

Shwe justru berpendapat bahwa dirinya hanya menggunakan kepopulerannya untuk "mengatakan kebenaran pada rakyat" dan menyalahkan ARSA yang disebutnya "teroris" atas konflik di Rakhine.

"Silakan pergi saja ke Rakhine," tantang Shwe, yang menilai persepsi bahwa ARSA merupakan pihak yang tertindas adalah sebuah kekeliruan.

Shwe meminta agar komunitas internasional datang dan membuktikan apa yang terjadi pada kenyataannya di lapangan. (Independent)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas